JAKARTA - Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin membantah isu yang menyebutkan bahwa pemerintah Ukraina menyerang warganya sendiri dalam perang Ukraina-Rusia. Vasyl bahkan menyebutkan agresor utamanya justru adalah Rusia selaku anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
"Banyak disinformasi, kebohongan, dan provokasi yang sudah menyebar di media Rusia sedang menggodok hal-hal palsu, provokasi, dan kami melawannya, karena orang-orang di Indonesia dan dunia perlu tahu kebenarannya," ujar Vasyl dalam wawancara eksklusifnya bersama MNC Portal Indonesia (MPI) di Jakarta, Senin (7/3/2022).
Vasyl menyebutkan orang-orang Rusia hanya dikabarkan pasukan Rusia mempertahankan dan melindungi populasi Ukraina berbahasa Rusia di bagian Timur. Mereka, sebut dia, tidak mengetahui bahwa perang benar-benar terjadi.
"Mereka berbohong bahwa pemerintah Ukraina melakukan diskriminasi dan genosida terhadap rakyatnya sendiri. Sekarang saya bertanya, jika ini semua nyata, kenapa seluruh bangsa, mulai dari anak-anak hingga para tetua sangat mendukung Presiden kami?" kata dia.
"Tidak mungkin mereka mempertahankan tanahnya demi Presidennya semata. Ini bukan hanya pasukan militer kami yang melawan, tapi rakyat kami juga," imbuh Vasyl.
Bahkan, dia menyebut bahwa Presiden Volodymyr Zelensky tetap berada di Kiev meski sudah sering diajak melarikan diri oleh Amerika Serikat dan pihak lain beberapa hari lalu. Tapi, Zelensky tetap memilih untuk menetap di Kiev dan memberikan laporan baru setiap harinya.
"Dia melaporkan situasinya setiap hari. Bagaimana kami tahu kebenarannya? Ketika dia sedang melaporkan hal yang penting, itu benar-benar terjadi hari itu di waktu yang sama. Itu bukan hasil rekaman, dan sementara itu, Putin melarikan diri dari Moskow entah ke bunker mana, itu faktanya," paparnya.
Dia mengatakan bahwa propaganda terbesar dan juga mesin propaganda paling efisien di dunia dan sejarah, adalah yang dibuat oleh komunis. Itu semua dimulai ratusan tahun lalu ketika Uni Soviet muncul di peta.
"Dari awal mula ketika komunis berjuang untuk memperoleh kekuasaan, mereka mencetuskan banyak slogan yang indah, khususnya bagi para masyarakat seperti petani, pekerja, peternak. "Roti untuk mereka yang lapar, kedamaian demi negara", sangat mudah dipahami dan dipercaya, bukan?," ungkapnya.
Vasyl mengatakan bahwa di zaman Uni Soviet, ketika orang-orang mulai berpikir dan mempertanyakan apa yang sedang terjadi, maka mesin propaganda itupun diluncurkan untuk membuat berita tentang segalanya, dan juga untuk memblokir kenyataan yang terjadi supaya tidak sampai ke tangan Barat. Ini termasuk menghalangi sinyal dan akses, dan mesin ini sudah berjalan selama 70-an tahun lamanya, bergerak dengan sangat efisien, dan juga untuk melawan propaganda NAZI.
"Sekarang, Rusia mewarisi mesin tersebut dan mengembangkannya melalui internet dan platform apapun yang memungkinkan. Keengganan untuk memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi ke publik dan mata dunia kemudian mengarah ke tindakan kriminal yang serius, karena tindakan kriminal tidak hanya berbasis pada pembunuhan tapi juga kebenaran, karena propaganda ini menjustifikasi pembunuhan, pembantaian, dan semua ini," jelas Vasyl.
(Angkasa Yudhistira)