Kisah Pertaubatan Perempuan Pengguna Narkoba hingga Akhirnya Mahir Membaca Alquran

Avirista Midaada, Jurnalis
Kamis 07 April 2022 09:25 WIB
Napi narkoba yang senang membaca alquran (foto: MNC Portal/Avirista)
Share :

MALANG - Ramadan menjadi pemberi hikmah atau pelajaran kepada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Malang. Warga binaan perempuan di sini merupakan orang-orang yang dahulunya pernah melakukan kesalahan sebelum akhirnya dijatuhi hukuman dan menjalani masa tahanan di Lapas yang terletak di Jalan S. Supriyadi Sukun ini.

Indah Nuari, merupakan satu di antara warga binaan di sini. Ia telah tinggal menjalani masa hukuman selama enam tahun penjara sejak tahun 2017 lantaran kasus kepemilikan narkoba. Perempuan asal Kabupaten Tuban ini mengaku banyak belajar selama berada di dalam Lapas perempuan, termasuk memperdalam ilmu-ilmu agama yang sebelumnya tak pernah ia sentuh saat masih menjadi pemakai narkoba.

"Banyak sekali perubahan yang dialami ketika saya disini, saya sudah enam kali lebaran di sini," kata Indah Nuari ditemui MPI, saat kegiatan tadarus Alquran di dalam Lapas Perempuan, Kamis (7/4/2022).

BACA JUGA:Ketika Warga Binaan Lapas Perempuan Tadarus Alquran Rutin di Bulan Ramadan 

Ia mengaku semenjak masuk dalam Lapas merasakan bagaimana arti kehilangan serta kesedihan, jauh dari keluarga. Hal ini pula yang akhirnya tersadar apa yang dilakukannya selama bertahun-tahun sebelum tertangkap adalah perbuatan salah. Ia ikhlas menjalani garis kehidupannya yang telah ditentukan Tuhan, menurutnya selalu ada hikmah atau pelajaran di setiap perbuatan yang dilakukannya.

"Ya pastinya sedih tapi saya kembalikan lagi ada hikmah yang harus kita ambil dari kejadian seperti ini. Di sini bisa tahu arti kehilangan, bisa tahu artinya kita jauh dari keluarga, ketika kita di luar itu sangat-sangat tidak baik. Setelah saya di sini Insya Allah saya menyadari apa kesalahan saya, dan berjanji tidak akan mengulanginya," jelasnya.

Jalan taubat pun mengantarkan Indah menjadi salah satu warga binaan yang mahir membaca Alquran, bahkan kini ia mendapat sertifikat layak mengajar membaca Alquran. Padahal dulunya jangankan membaca Alquran, melaksanakan salat dan menyentuh Alquran pun tak pernah ia lakukan.

"Waktu zaman di luar nggak tahu agama, nggak pernah namanya mengaji salat, puasa itu nggak pernah, terus sama keluarga jarang berkomunikasi, jarang bercengkrama. Sebelumnya di luar saya tidak pernah bisa mengaji, saya tidak pernah tahu bacaan Al-Quran," ucap dia.

"Selama saya disini saya bisa belajar Alquran, saya bisa belajar mengaji, dan saya mengikuti kegiatan tadarus ini untuk menghilangkan jenuh, menambah ilmu, terus biar tidak sia-sia belajar saya di sini, belajar mengaji saya di sini tidak sia-sia dan hati juga bisa tenang," tambahnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya