Menlu Lavrov: Rusia Berusaha Akhiri Tatanan Dunia yang Didominasi AS

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 12 April 2022 17:54 WIB
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (Foto: Global Look Press/MFA Russia)
Share :

RUSIA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menjelaskan aksi militer Rusia di Ukraina dimaksudkan untuk mengakhiri tatanan dunia yang didominasi Amerika Serikat (AS).

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan televisi Rusia pada Senin (11/4), dia mengatakan Washington telah mencari supremasi dengan memberlakukan aturan ad-hoc dan melanggar hukum internasional.

Dia mengacu pada upaya AS untuk memaksakan apa yang disebutnya sendiri "tatanan internasional berbasis aturan," yang telah mendapat perlawanan keras dari Moskow dan China.

“Operasi militer khusus kami dimaksudkan untuk mengakhiri ekspansi [NATO] tanpa malu-malu dan dorongan tanpa malu-malu menuju dominasi penuh oleh AS dan rakyat Baratnya di panggung dunia,” terangnya kepada saluran berita Rossiya 24.

Baca juga: Picu Histeria Atas Dugaan Kejahatan Perang, Menlu Rusia Tuduh Barat Gagalkan Negosiasi Damai

“Dominasi ini dibangun di atas pelanggaran berat hukum internasional dan di bawah beberapa aturan, yang sekarang sangat mereka sukai dan yang mereka buat berdasarkan kasus per kasus,” lanjutnya.

Baca juga: Menlu Ukraina: Arsip Online Kejahatan Perang Rusia Dikumpulkan, Para Penjahat Tidak Bisa Melarikan Diri

Dia menegaskan Rusia termasuk di antara negara-negara yang tidak akan tunduk pada kehendak Washington. Dia menjelaskan, ini hanya akan menjadi bagian dari komunitas internasional yang setara dan tidak akan membiarkan negara-negara Barat mengabaikan masalah keamanannya yang sah,

Lavrov juga mengecam Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell karena muncul untuk mendorong lebih banyak pertempuran di Ukraina. Sebelumnya Borrell mengatakan konflik itu "akan dimenangkan di medan perang" saat ia mengumumkan lebih banyak bantuan militer ke Kiev pada Sabtu (9/4) lalu.

Lavrov menyebut pernyataan itu "keterlaluan." “Ketika seorang kepala diplomatik … mengatakan konflik tertentu hanya dapat diselesaikan melalui aksi militer … Yah, itu pasti sesuatu yang pribadi. Dia salah bicara atau berbicara tanpa berpikir, membuat pernyataan yang tidak diminta oleh siapa pun. Tapi itu komentar yang keterlaluan,” ujarnya.

Dia percaya peran UE telah bergeser selama krisis keamanan Ukraina. Sebelumnya UE tidak bertindak sebagai organisasi militer "berjuang secara kolektif melawan ancaman yang diciptakan." Lavrov mengatakan perubahan itu adalah hasil dari tekanan yang diberikan kepada anggota blok oleh Washington, yang telah mendorongnya lebih dekat ke NATO.

Diketahui, Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya