Hal-hal yang Dibahas Presiden Jokowi saat Makan Siang Bersama Wapres AS Kamala Harris

Tim Okezone, Jurnalis
Sabtu 14 Mei 2022 16:34 WIB
Presiden Jokowi working lunch dengan Wapres AS Kamala Harris saat KTT ASEAN-AS, Jumat (13/5/2022)/Instagram/@jokowi
Share :

Di dalam konteks kemitraan ASEAN - Amerika Serikat, Presiden Jokowi menyampaikan beberapa usulan kerja sama kesehatan untuk memperkuat kesiapsiagaan global.

"Yaitu yang pertama, pembangunan sistem deteksi dini yang lebih efektif, termasuk di antaranya adalah pertukaran informasi, dan penguatan kapasitas deteksi," jelas Retno.

Menurutnya CDC Amerika Serikat akan dapat berperan dalam hal ini.

"Yang kedua, pembentukan medical inventory buffer untuk kawasan. Bapak Presiden mengusulkan agar ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies dapat dikembangkan, sehingga dapat menjadi inventory buffer kebutuhan kesehatan di kawasan," tambahnya.

Lalu yang ketiga, sambung Retno, adalah pengembalian industri kesehatan kawasan. Pasalnya, peran Amerika Serikat sangat penting dalam dukungan investasi, kerja sama riset, transfer teknologi, dan akses ke bahan baku produksi.

Presiden Jokowi menyampaikan harapannya, agar kemitraan dengan Amerika Serikat dapat mendorong keterlibatan negara ASEAN, dalam rantai pasok kesehatan global.

Kemudian yang keempat adalah pembiayaan kesehatan kawasan. ASEAN Covid-19 Response Fund dapat ditransformasikan untuk membangun kesiapsiagaan terhadap atau menghadapi pandemi berikutnya.

Dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi juga membahas terkait perubahan iklim yang terjadi.

"Presiden mengidentifikasi tiga hal penting yang dapat dijadikan fokus kemitraan ASEAN dan AS di dalam penanganan perubahan iklim pertama pembiayaan iklim," jelas Retno.

"Presiden menyampaikan bahwa negara ASEAN hanya menerima sekira 10% dari total dukungan pembiayaan iklim dari negara maju untuk tahun 2000-2019," tambahnya.

Presiden juga menambahkan komitmen ASEAN untuk meningkatkan proporsi negeri baru terbarukan dari 14% pada 2018 menjadi 23% pada 2025.

Upaya ini memerlukan dukungan pembiayaan yang tidak sedikit, setidaknya investasi sebesar 367 miliar Dollar AS dan transfer teknologi.

Retno menjelaskan bahwa potensi yang dimiliki Indonesia di antaranya adalah surya hingga panas bumi ketika saat ini pemanfaatannya baru 0,3%.

Kendaraan listrik di kawasan lima tahun ke depan diharapkan akan lebih kelihatan hasilnya.

(bul)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya