Otoritas kesehatan mendirikan lebih banyak pos pencegahan epidemi, dan segera mengangkut pasokan medis ke rumah sakit dan klinik, sementara pejabat senior telah menyumbangkan obat-obatan cadangan, KCNA melaporkan.
"Sebagian besar" kematian disebabkan oleh orang-orang yang "ceroboh dalam meminum obat karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit infeksi virus varian Omicron siluman dan metode pengobatannya yang benar," kata laporan itu sebagaimana dilansir Reuters.
Korean Central Television pada Sabtu malam menyiarkan perawatan untuk demam tersebut. Seorang dokter di Rumah Sakit Kimmanyu menyarankan "berkumur dengan air garam" dan minum obat yang berbeda dalam kasus suhu tinggi, sakit kepala dan nyeri otot dan sendi.
KCNA kemarin juga menyarankan minum teh lonicera japonica atau teh daun willow tiga kali sehari.
Setidaknya 296.180 lebih banyak orang turun dengan gejala demam, dan 15 lainnya meninggal pada Minggu, kata outlet itu.
Para ahli mengatakan Korea Utara tampaknya tidak memiliki kapasitas untuk menguji puluhan ribu pasien bergejala tersebut. KCNA tidak melaporkan berapa banyak dari kasus yang dicurigai itu dinyatakan positif Covid-19.
Secara keseluruhan Korea Utara telah melaporkan 820.620 kasus yang dicurigai, dengan 324.550 masih dalam perawatan medis, kata KCNA.
Korea Utara sebelumnya mengklaim tidak ada kasus virus yang dikonfirmasi, dan merupakan satu dari hanya dua negara di dunia yang belum memulai kampanye vaksinasi Covid, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Penguncian yang diberlakukan sendiri telah memperlambat perdagangan hingga menetes dan menimbulkan kekhawatiran tentang kekurangan makanan atau kesulitan lainnya, kata organisasi bantuan.
(Rahman Asmardika)