TULSA - Seorang laki-laki yang menyalahkan pakar bedahnya karena rasa sakit yang berkelanjutan setelah operasi punggung baru-baru ini, pada Rabu (1/6/2022) membeli senapan ala senjata serbu beberapa jam sebelum melepaskan tembakan di kantor medis sebuah rumah sakit di Tulsa, Oklahoma, Amerika Serikat (AS). Pakar bedah yang menjadi sasarannya dan tiga orang lainnya tewas, sebelum ia kemudian menembak dirinya sendiri.
Kepala Polisi Tulsa Wendell Franklin mengatakan laki-laki bersenjata itu baru-baru ini menjalani operasi punggung dan telah berulang kali menelepon klinik itu untuk mengeluhkan rasa sakitnya.
BACA JUGA: Penembakan di Rumah Sakit di Oklahoma AS, Pelaku Juga Tewas
Franklin mengatakan dokter yang melakukan operasi, Dr. Preston Phillips, bersama dengan seorang dokter lainnya, seorang resepsionis dan pasien tewas ditembak.
“Kami juga memiliki surat tentang tersangka, yang menjelaskan bahwa ia datang untuk membunuh Dr. Phillips dan siapa pun yang menghalangi jalannya,” ujar Franklin. “Ia menyalahkan Dr. Phillips atas rasa sakit berkelanjutan yang dideritanya setelah operasi.”
Dr. Cliff Robertson, Presiden dan CEO Saint Francis Health System, menyebut Phillips sebagai “laki-laki yang sempurna,” dan “sosok yang harus kita tiru.” Ia mengatakan tiga karyawan yang terbunuh adalah “tiga orang terbaik di seluruh dunia” dan bahwa mereka “tidak pantas mati dengan cara seperti ini.”
BACA JUGA: Korban Penembakan Massal di SD Texas Mulai Dimakamkan, Bertahap hingga Pertengahan Juni
Pihak berwenang mengatakan dalam insiden penembakan di klinik medis yang terletak di kampus rumah sakit itu, penembak membawa sebuah pistol dan sebuah senapan. Ini merupakan insiden penembakan terbaru dalam serangkaian penembakan massal di seluruh Amerika dalam beberapa minggu terakhir ini.
Penembakan di Saint Francis Health System ini terjadi pada minggu yang sama ketika keluarga korban penembakan SD Robb di kota Uvalde, Texas, mulai memakamkan 19 siswa dan dua guru yang tewas ditembak. Ini merupakan penembakan terburuk dalam 10 tahun terakhir.