“Pengalaman kita pandemi kemarin begitu lockdown ekonomi berhenti, kalau berhenti mengakibatkan masalah sosial dan ekonomi. Dengan kita memiliki standar harmonisasi, sertifikat vaksin dan testing ini diharapkan kalau nanti terjadi pandemi, tenaga dan barang yang kritikal masih bisa bergerak, dan standar ini menggunakan WHO, pilot project-nya sudah berjalan, dan sudah lebih dari 30 negara, paling besar kemarin Brasil dengan Uni Eropa,” jelasnya.
Terakhir, Indonesia juga ingin melakukan standarisasi pengembangan vaksin dengan penggunaan teknologi terbaru sehingga ketersediaan dan akses vaksin di seluruh dunia dapat merata. Budi menuturkan, saat ini sudah ada sejumlah negara yang siap untuk berpartisipasi, antara lain Afrika Selatan, Brazil, Argentina, India, dan Indonesia.
"Kita harapkan round pertama ini kita bisa mencapai milestone yang cukup baik sehingga nanti round kedua meeting menteri kesehatan di bulan Oktober kita bisa memfinalisasi semua deliverables secara konkret sehingga nanti pada saat leaders meeting di bulan November kelima hal yang tadi ingin kita capai sudah selesai," pungkasnya.
(Rahman Asmardika)