JAKARTA - Milisi paramiliter Sudan, Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dilaporkan menewaskan ratusan warga sipil di rumah sakit utama di Al-Fashir, beberapa hari setelah mereka merebut kota Sudan tersebut, kata kepala badan kesehatan PBB. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan badan itu "merasa ngeri dan sangat terkejut" atas laporan tewasnya 460 orang di rumah sakit tersebut.
Sebelumnya, Jaringan Dokter Sudan mengatakan bahwa pada Selasa (28/10/2025) para militan RSF telah "dengan berdarah dingin membunuh semua orang yang mereka temukan di dalam Rumah Sakit Saudi, termasuk pasien, pendamping mereka, dan siapa pun yang hadir".
Mereka tidak memberikan angka korban jiwa, tetapi mengatakan fasilitas medis di kota itu telah "diubah menjadi rumah jagal manusia".
Jaringan Dokter Sudan juga menuduh RSF menculik enam tenaga medis—termasuk empat dokter, seorang apoteker, dan seorang perawat—dan dilaporkan menuntut tebusan lebih dari USD 150.000 (Rp 2,48 miliar) untuk pembebasan mereka.
Serangan pada Selasa di Rumah Sakit Saudi juga dilaporkan oleh Komite Perlawanan Al-Fashir, sebuah kelompok aktivis lokal, yang mengatakan bahwa terjadi "keheningan yang mengerikan" setelahnya.