KOLOMBO – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Minggu (10/7/2022) mengatakan Washington mengamati dengan seksama peristiwa di Sri Lanka, sehari setelah Presiden Gotabaya Rajakpaksa dan Perdana Menteri (PM) Ranil Wrickemesinghe menawarkan untuk mengundurkan diri pada hari paling dramatis dari kekacauan politik selama berbulan-bulan.
Tawaran ini disampaikan kedua pemimpin setelah ratusan ribu demonstran menyerbu kediaman mereka dan membakar salah satu rumah akibat memuncaknya kemarahan atas krisis ekonomi berkepanjangan.
Berbicara dalam konferensi pers di ibu kota Bangkok, Blinken mendesak parlemen Sri Lanka untuk segera bertindak atas nama negara dan tidak mendukung partai politik mana pun.
“Kami menyerukan parlemen Sri Lanka untuk menyelesaikan hal ini dengan komitmen demi kemajuan negara, bukan demi salah satu partai politik. Menjadi kewajiban pemerintah – apakah pemerintah baru yang dipilih secara konstitusional, maupun pemerintahan yang ada – untuk bekerja cepat, berupaya mengidentifikasi dan menerapkan solusi yang akan mengembalikan prospek stabilitas ekonomi jangka panjang demi mengatasi ketidakpuasan rakyat Sri Lanka, termasuk mencukupi kebutuhan listrik, makanan, BBM,” terangnya, dikutip VOA.
Baca juga: Duduki Kediaman Pejabat Tinggi, Massa di Sri Lanka Tolak Pergi Sampai Presiden dan PM Mundur
Blinken berada di Thailand, sekutu strategis Amerika di kawasan itu, setelah menghadiri pertemuan para menteri luar negeri kelompok negara kaya dan berkembang (G20) di Bali.
Baca juga: Krisis Sri Lanka, Kehidupan Penuh Kesedihan di Negara Bangkrut