Drama Kaburnya Presiden Sri Lanka, Bertikai dengan Petugas Imigrasi hingga Ketinggalan Pesawat

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 13 Juli 2022 16:09 WIB
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (Foto: AFP)
Share :

SRI LANKAKaburnya Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa ke luar negeri dipenuhi dengan banyak kejadian bak drama. Kepergian Rajapaksa, 73 dan pernah dikenal sebagai "The Terminator", telah terhambat selama lebih dari 24 jam dalam pertikaian yang memalukan dengan petugas imigrasi di Kolombo.

Awalnya, Presiden diketahui ingin terbang ke Dubai dengan penerbangan komersial, tetapi staf di Bandaranaike International menarik diri dari layanan VIP dan bersikeras bahwa semua penumpang harus melalui loket umum.

Seorang pejabat keamanan mengatakan kelompok kepresidenan enggan melalui jalur reguler, takut akan reaksi publik. Akibatnya, mereka ketinggalan empat penerbangan pada Senin (11/7/2022) yang bisa membawa mereka ke Uni Emirat Arab (UEA).

Pejabat itu menjelaskan izin untuk penerbangan militer untuk mendarat di dekat India tidak segera diamankan. Lalu pada Selasa (12/7/2022) rombongan Presiden itu menuju ke pangkalan angkatan laut dengan maksud untuk melarikan diri melalui laut.

Baca juga: Petugas Imigrasi Tolak Cap Paspor, Presiden Sri Lanka Terjebak di Negaranya Tidak Bisa Melarikan Diri

Namun akhirnya Presiden dan rombongan berhasil kabur ke Maladewa. Seorang pejabat bandara di ibu kota Male mengatakan setibanya di Maladewa, rombongan Presiden dibawa ke lokasi yang dirahasiakan di bawah pengawalan polisi.

Baca juga: Sri Lanka Umumkan Keadaan Darurat, Gas Air Mata Ditembakkan dan Jam Malam Diberlakukan Tanpa Batas

Adapun adik bungsu Rajapaksa, Basil, yang mengundurkan diri pada April lalu sebagai menteri keuangan, ketinggalan penerbangan Emirates-nya sendiri ke Dubai pada Selasa (12/7/2022) pagi setelah perselisihannya dengan staf bandara.

Basil - yang memegang kewarganegaraan Amerika Serikat (AS) selain Sri Lanka - mencoba menggunakan layanan pramutamu berbayar untuk pelancong bisnis, tetapi staf bandara dan imigrasi mengatakan mereka telah menarik diri dari layanan jalur cepat.

Sementara itu, pemimpin oposisi utama partai Samagi Jana Balawegaya, Sajith Premadasa, yang kalah dalam pemilihan presiden 2019 dari Rajapaksa, mengatakan dia akan mencalonkan diri untuk posisi itu.

Premadasa adalah putra mantan Presiden Ranasinghe Premadasa, yang dibunuh dalam pemboman bunuh diri pemberontak Tamil pada Mei 1993.

Diketahui Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya sebesar USD51 miliar (Rp765 triliun) pada April lalu dan sedang dalam pembicaraan dengan Dana Monter Internasional (IMF) untuk kemungkinan dana talangan (bailout).

Negara ini hampir kehabisan persediaan bahan bakar yang sudah langka. Pemerintah telah memerintahkan penutupan kantor dan sekolah yang tidak penting untuk mengurangi perjalanan dan menghemat bahan bakar. Di tengah kekacauan ekonomi dan politik, harga obligasi negara Sri Lanka mencapai rekor terendah baru pada Rabu (13/7/2022).

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya