Pengawasan kepada sipil
Closed-circuit television (CCTV) atau sistem pengawasan video digunakan oleh banyak kota di seluruh dunia untuk mencegah kejahatan. Perangkat lunak pengenalan wajah yang semakin kontroversial juga digunakan, dengan teknologi yang semakin berkembang di Amerika Serikat untuk tujuan penegakan hukum. Beberapa sistem canggih, seperti yang digunakan di kota-kota Cina, menggunakan kecerdasan buatan untuk mencocokkan gambar orang secara real-time dengan database gambar.
Orang-orang yang mengetahui langsung proyek-proyek Myanmar dan kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan mereka khawatir proyek-proyek baru itu dapat digunakan untuk menindak para aktivis dan kelompok-kelompok oposisi, yang keduanya telah ditetapkan sebagai "teroris" oleh junta setelah kudetanya.
BACA JUGA:Nindy Ayunda 2 Kali Mangkir Pemeriksaan, Nikita Mirzani: Jemput Paksa
"Kamera pengintai menimbulkan risiko serius bagi aktivis demokrasi (Myanmar) karena militer dan polisi dapat menggunakannya untuk melacak pergerakan mereka, mencari tahu hubungan antara aktivis, mengidentifikasi tempat berlindung dan tempat berkumpul lainnya, dan mengenali serta mencegat mobil dan sepeda motor yang digunakan oleh para aktivis. ," kata Wakil Direktur Asia Human Rights Watch, Phil Robertson.
Junta Myanmar terlibat dalam pengawasan yang meluas. Pemerintah Myanmar juga telah memasang alat penyadap pada penyedia telekomunikasi dan internet untuk memata-matai komunikasi warganya dan mengerahkan unit "perang informasi" untuk memantau dan menyerang narasi-narasi anti-pemerintah secara online.
Tentara memiliki petugas yang didedikasikan untuk menganalisis umpan kamera pengintai, kata Nyi Thuta, mantan kapten yang membelot dari militer pada akhir Februari 2021. Dia mengatakan tidak mengetahui berapa banyak petugas yang ditugaskan untuk pekerjaan ini, tetapi dia menjelaskan bahwa dirinya pernah mengunjungi ruang kontrol CCTV yang dikelola oleh tentara di ibu kota Naypyidaw.
(Nanda Aria)