MADRID - Seorang pria di Spanyol, pelaku penembakan yang melukai empat orang pada akhir tahun lalu telah di-euthanasia atau disuntik mati di penjara sebelum dia menjalani pengadilan, demikian dilaporkan.
Marin Eugen Sabau, (46), lumpuh dalam baku tembak dengan polisi setelah dia melepaskan tembakan yang melukai tiga mantan rekannya dan seorang petugas kepolisian di Tarragona, timur laut Spanyol pada Desember 2021.
BACA JUGA: Spanyol Sahkan UU Izinkan Eutanasia
Setelah mengalami kelumpuhan, Sabau memohon untuk di-eutanasia, daripada menghadapi persidangan, demikian diwartakan BBC.
Pengadilan menyetujui permintaan tersebut meskipun ada banding dari para korban.
Sabau, yang berasal dari Rumania, melakukan penyerangan di perusahaan jasa keamanan tempat dia bekerja pada Desember.
Dia melarikan diri dari tempat kejadian, dan membarikade dirinya di sebuah rumah yang penuh dengan gudang senjata. Setelah menembak dan melukai seorang petugas polisi, pasukan keamanan memojokkannya dan menembaknya beberapa kali, menurut laporan kantor media Observator.
BACA JUGA: Susah Cari Kerja, Wanita Transgender Ini Minta Disuntik Mati
Salah satu tembakan mengenai tulang belakang Sabau membuatnya lumpuh sebagian.
Sabau diamputasi setelah tembak-menembak, dan juga dibiarkan lumpuh dan tidak bisa bergerak. Dia mengatakan luka-lukanya membuatnya menderita sakit kronis dan diputuskan bahwa dia memenuhi persyaratan untuk meminta kematian yang dibantu.
Sebuah undang-undang, yang disahkan di Spanyol tahun lalu, menyatakan bahwa orang dewasa dengan kondisi serius dan tidak dapat disembuhkan yang menyebabkan "penderitaan tak tertahankan" dapat memilih untuk mengakhiri hidup mereka.
Namun para korban penembakan menentang permintaan tersebut, dengan alasan bahwa Sabau harus diadili.
Sebuah pengadilan di Tarragona, bagaimanapun, memutuskan bahwa itu adalah hak dasar Sabau untuk meminta euthanasia mengingat keadaannya dan menyatakan bahwa sesuai dengan hukum, sistem peradilan tidak memiliki hak untuk campur tangan.
Menanggapi putusan tersebut, pengacara petugas polisi yang dilukai oleh Sabau mengatakan pengadilan telah menyia-nyiakan kesempatan untuk memutuskan kasus yang unik.
"Ini bukan tentang mencegah euthanasia, tapi kami ingin para korban mendapatkan pengadilan yang adil," kata pengacara José Natonio Bitos seperti dikutip di El País.
(Rahman Asmardika)