Tak Bisa Tarik Uang Tunai, Warga Sandera Pegawai Bank Minta Tabungan Dicairkan

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 16 September 2022 12:04 WIB
Wanita Lebanon sandera petugas bank karena tak bisa tarik tunai (Foto: EPA)
Share :

LEBANON - Seorang perempuan menyandera para karyawan sebuah bank di ibu kota Lebanon, Beirut, serta menuntut agar uang  tabungannya bisa dicairkan agar bisa membayar biaya perawatan medis adiknya.

Dia meninggalkan bank setelah dilaporkan membawa uang sebanyak USD13.000 (senilai Rp193,7 juta). Belum diketahui apakah dia ditangkap setelah insiden itu.

Penyanderaan yang dilakukan perempuan tersebut berlangsung selama satu jam di kantor cabang Bank Blom, di daerah Sodeco, Beirut, pada Rabu (14/9/2022).

Selama peristiwa berlangsung, perempuan tersebut menyiarkan langsung video dirinya, yang menuntut agar isi tabungan keluarganya dicairkan.

"Saya Sally Hafez. Saya datang hari ini untuk mengambil tabungan saudara perempuan saya, yang sekarat di rumah sakit,” terangnya, dikutip BBC.

Baca juga: Wanita Lebanon Nekat Rampok Bank untuk Tarik Uang Tabungannya Sendiri

"Saya tidak datang untuk membunuh siapa pun atau untuk membuat keributan, saya datang untuk menuntut hak saya,” lanjutnya.

Baca juga: Sandera Bank Selama Enam Jam, Pria Bersenjata Justru Dianggap Sebagai Pahlawan

Perempuan itu dan rekannya dilaporkan melarikan diri melalui jendela di belakang bank, sebelum pasukan keamanan tiba.

Belakangan, seorang perempuan yang mengaku sebagai ibu Sally Hafez mengatakan kepada AlJadeed TV bahwa anaknya terpaksa bertindak seperti itu karena dia harus membayar pengobatan kanker adik perempuannya.

"Jika kami tidak melakukan ini, putri saya bisa mati," katanya.

Dalam kejadian terpisah, seorang laki-laki menyandera para pegawai sebuah bank di Aley guna mencairkan tabungannya.

Sebuah sumber dari pihak keamanan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa laki-laki bersenjata yang memasuki kantor cabang Bankmed diberi uang USD30.000 (sekitar Rp447 juta), sebelum dia menyerahkan diri kepada polisi. Uang itu berasal dari tabungannya.

Ibrahim Abdallah dari Deposan' Outcry, sebuah kelompok advokasi untuk orang-orang Lebanon yang memiliki tabungan, mengatakan masyarakat sedang berada dalam situasi kritis.

"Kami telah meminta negara selama tiga tahun terakhir, kami telah menuntut dan memprotes secara damai, dan tidak ada yang menunjukkan mereka peduli dengan kami," katanya kepada Reuters.

Bulan lalu, seorang hakim memerintahkan pembebasan seorang laki-laki yang menyandera staf di kantor cabang bank lainnya, selama tujuh jam, untuk mengambil uang sebanyak USD35.000 dari tabungannya (senilai Rp521,6 juta).

Uang itu diperlukan untuk membayar tagihan rumah sakit ayahnya.

Dua peristiwa itu adalah rangkaian insiden terbaru yang memperlihatkan kemarahan warga Lebanon atas pembatasan yang diberlakukan karena krisis ekonomi.

Penarikan uang tunai di negara itu telah dibatasi sejak 2019, ketika nilai pound Lebanon anjlok dan inflasi melonjak.

Lebanon sekarang berada di tengah salah satu depresi ekonomi paling parah dan berkepanjangan di seluruh dunia.

Lebih dari 80% penduduknya hidup dalam kemiskinan dan harus berjuang untuk membeli makanan dan obat-obatan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya