Pada 29 Oktober 2021, Centrist Democratic International (CDI), jaringan partai politik terbesar di dunia, mengadopsi resolusi yang "menyerukan kepada pemerintah dan lembaga masyarakat sipil untuk bergabung dengan Republik Indonesia dan gerakan Humanisme Islam [Nahdlatul Ulama] dalam rangka melestarikan dan memperkuat tatanan internasional berbasis aturan yang dibangun di atas nilai-nilai peradaban bersama.”
Resolusi itu selanjutnya menyatakan komitmen CD untuk "mendukung upaya Indonesia, melalui G20 dan Forum [Agama] R20….. untuk mendorong munculnya tatanan dunia yang benar-benar adil dan harmonis, yang didasarkan pada penghormatan terhadap persamaan hak dan martabat setiap manusia."
Peran India dan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS)
Pemerintah India akan mendapat giliran memegang Presidensi G20 dari 1 Desember 2022 hingga 30 November 2023. Partai Bharatiya Janata (BJP), sebagai partai yang saat in berkuasa, memiliki hubungan dekat dengan RSS, yang didirikan pada 1925 sebagai respons terhadap Gerakan Khilafah dan kolonialisme Inggris. Baik BJP maupun RSS merupakan bagian dari gerakan nasionalis Hindu yang mewakili pandangan dan sentimen sebagian besar penduduk India.
"Nahdlatul Ulama menyadari adanya berbagai pelanggaran dan ancaman terhadap umat Muslim, Kristen, dan populasi minoritas lain di India. Diskusi Nahdlatul Ulama yang sedang berlangsung dengan Pemerintah India dan RSS dimaksudkan untuk mengatasi berbagai pelanggaran dan ancaman tersebut melalui proses keterlibatan yang konstruktif," kata Gus Yahya.
Nahdlatul Ulama meyakini bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi kepedihan sejarah yang terlanjur mengakar dan mendorong hidup berdampingan secara damai adalah dengan melibatkan semua pihak serta menolak terlibat dalam sentimen permusuhan dan kebencian yang hanya berdasarkan klaim sebagai korban komunal.
Kesadaran Nahdlatul Ulama akan potensi genosida di Asia Selatan tidak hanya berdasarkan dinamika geopolitik kontemporer, tetapi juga sejarah kawasan tersebut, termasuk peristiwa genosida Bangladesh 1971; pembantaian yang menyertai pemisahan Pakistan dari India pada 1947; kebijakan pecah belah ala kolonialisme Inggris; dan invasi berabad-abad dan barat laut yang disertai penghancuran, pembantaian, dan perbudakan besar-besaran. Sebelum memeluk agama Buddha, Kaisar Ashoka bahkan dikenal karena pembantaiannya terhadap lebih dari 100.000 penduduk Kalinga selama abad ketiga SM.
"Nahdlatul Ulama mendorong setiap orang yang beriktikad bai, dari setiap agama dan bangsa, untuk menolak penggunaan identitas sebagai senjata politik dan ikut serta mendorong solidaritas dan rasa hormat di tengah keberagaman masyarakat, budaya, dan bangsa di dunia yang dibangun berlandaskan aspirasi paling luhur dari setiap peradaban. Inilah misi Forum Agama G20 (R20) saat ini dan tahun-tahun seterusnya," tandasnya.
(Fakhrizal Fakhri )