Kisah Pimpinan PKI DN Aidit Selepas G30SPKI: Hidup dalam Keadaan Dikejar-kejar

Solichan Arif, Jurnalis
Kamis 29 September 2022 06:32 WIB
DN Aidit/Tangkapan layar media sosial
Share :

"Aidit hidup dalam keadaan dikejar-kejar, karena penyelesaian politik yang diharapkan dari Presiden Soekarno tidak kunjung tiba," kata Kusno seperti dikutip dari buku G30S Dan Kejahatan Negara, Senin (26/9/2022).

Pemandangan Aidit digendong Kusno dari satu desa ke desa lain menarik perhatian orang lain.

"Apalagi ternyata Aidit di saat persembunyian itu masih mengenakan pakaian Menteri," ujarnya.

Pada pertengahan Oktober 1965, Kusno diperintah Aidit untuk mencari kontak ke Jakarta. Kusno meninggalkan Aidit di rumah anggota PKI Jawa Tengah.

Seminggu sebelum penangkapan, Munir, salah seorang tokoh Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), mengaku sempat bertemu Aidit.

Munir yang kelak tertangkap dalam operasi militer di Blitar Selatan, melihat Aidit sudah kehilangan semangat.

Dalam perbincangan singkatnya, ia melihat Aidit terlihat panik. Juga tidak tampak isyarat hendak melanjutkan perjuangan.

Munir tidak menerima petunjuk apapun dari ketua partainya. Yang banyak terlihat dari Aidit justru rasa penyesalannya.

"Borjuasi memang kuat betul, sudah digoyang-goyang begitu rupa belum juga bisa tumbang!" keluh DN Aidit seperti dikutip dari G30S Dan Kejahatan Negara.

Munir yang pada tahun 1967-1968 terlibat aktif mempraktikkan tesis Kritik Oto Kritik (KOK) Sudisman di Blitar Selatan, Jawa Timur menyimpulkan DN Aidit bukan seorang pemimpin yang tangguh.

Meski berhasil membawa PKI dalam perolehan suara lima besar di Pemilu 1955, Aidit bukan pemimpin yang berpengalaman dalam memimpin aksi massa.

Bahkan memimpin sebuah aksi buruh dalam memperjuangkan tuntutan, kata Munir juga tidak pernah.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya