Para peneliti, di Queen's University Belfast, Irlandia Utara, berharap penelitian mereka, yang diterbitkan dalam jurnal Plos One, akan membantu dalam pelatihan anjing terapi.
Seperti diketahui, anjing mengalami dunia mereka melalui penciuman.
Kemampuan pendeteksian aroma mereka yang sangat sensitif sudah digunakan untuk mendeteksi obat-obatan, bahan peledak, dan penyakit, termasuk kanker tertentu, diabetes, dan bahkan Covid.
"Kami memiliki banyak bukti bahwa anjing dapat mengendus aroma manusia, terkait dengan kondisi medis atau penyakit yang dideritanya, tetapi kita belum memiliki cukup bukti bahwa mereka bisa mencium perbedaan kondisi psikologis kita," ujar Kepala peneliti, Clara Wilson, dikutip BBC.
(Susi Susanti)