Kondisi Korban dan Keluarga Tragedi Kanjuruhan Malang : Ada yang Sampai Tidak Mau Makan

Avirista Midaada, Jurnalis
Selasa 11 Oktober 2022 12:56 WIB
Korban trauma psikologis tragedi Kanjuruhan/Foto: Istimewa
Share :

MALANG - Tim trauma healing disiapkan dan terus bekerja untuk menangani para korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. Mereka mayoritas mengalami trauma dan gangguan psikologis pascakejadian.

Wali Kota Malang Sutiaji mengakui, banyak korban dan keluarga ahli waris korban yang masih mengalami trauma secara psikologis pasca tragedi kemanusiaan itu. Sejauh ini ada 30 orang meninggal dunia di Kota Malang akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, yang sudah ditangani secara trauma healing.

 BACA JUGA:WNI Tewas Jadi Korban Salah Tembak di Texas, Ini Langkah yang Diambil Kemlu RI

"Perlu ada pendampingan psikologi, ini akan kami lakukan terus menerus (pendampingan psikologis), bukan hanya 30 korban meninggal, tapi termasuk para korban yang dirawat dan keluarganya," kata Sutiaji, seusai mengunjungi para korban di Malang, pada Selasa (11/10/2022).

Menurut Sutiaji, sejauh ini sudah ada 16 - 17an orang yang telah dilakukan pendampingan psikologis ke korban. Mereka yang diberikan trauma healing, juga termasuk yang ada dikunjungi di rumah sakit karena luka - luka.

 BACA JUGA:Jelang Pemilu 2024, Airlangga Ungkap Alasan Golkar Bangun Koalisi Lebih Awal

"Yang kemarin itu bukan hanya yangg meninggal saja, tapi semuanya menyasar terus, yang ke keluarga meninggal sudah ada 16 - 17an, termasuk kunjungan yang ke sakit-sakit itu. Ini terus ada kunjungan," ungkapnya.

Pemulihan psikologis dilakukan secara bergilir, di masing-masing kecamatan. Saat ini misalnya, tim berfokus di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

"Ya nanti hari ini yang banyak di Kedungkandang, keterbatasan waktu kita sehingga yang 10 di Kedungkandang, besok kita teruskan, lusa kita teruskan," paparnya.

Mayoritas dari para keluarga korban jiwa itu seolah teringat - ingat dan kepikiran dengan mereka yang ditinggalkan. Bahkan beberapa di antara keluarga korban ini disebut masih didampingi intensif karena tidak mau makan.

 

 

"Ya kehilangan pasti, kehilangan rasa selalu ingat, berangkat dalam kondisi sehat, pulang kok tinggal nama, itu siapapun punya pikiran itu sambil kita kasih penguatan sehingga minta data nomor teleponnya. Sewaktu-waktu nanti ada keluhan kadang itu nggak terasa, mau makan dan seterusnya, dinas kesehatan juga akan mendampingi karena sakit psikologi jauh lebih susah daripada medis," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, kerusuhan pecah setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, pada Sabtu malam (1/10/2022) di Stadion Kanjuruhan Malang. Pertandingan sendiri dimenangkan tim tamu Persebaya dengan skor 2 - 3. Para suporter merangsak masuk ke lapangan dan menyerbu pemain. Banyak orang meninggal dunia karena tembakan gas air mata ke tribun, hingga membuat panik ribuan suporter dan terjadilah desak-desakan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya