JENEWA – Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperingatkan pada Selasa (11/10/2022), infrastruktur energi akan menjadi lebih rentan terhadap cuaca ekstrem seperti gelombang panas dan angin topan.
Seorang pejabat senior mengatakan bahwa perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi keamanan energi global, sama seperti perang di Ukraina.
WMO menggambarkan tahun ini sebagai tantangan ke depan, dengan cuaca panas dan kekeringan menghambat produksi listrik di beberapa bagian Eropa dan China.
Invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus", telah menyebabkan pemotongan besar-besaran pasokan energi Eropa, dengan kemungkinan penjatahan listrik dan pemadaman listrik ke depannya.
Baca juga: Manuver Putin Pertanda Kelemahan Kremlin, Intel Inggris: Ada Banyak Keputusasaan di Rusia
"Saya pikir jika kita tidak melakukan apa-apa, jika kita tidak membuat sistem energi kita lebih tahan terhadap perubahan iklim, akan ada gangguan besar dalam sistem energi, sama seperti perang," terang Ketua Iklim dan Energi WMO Roberta Boscolo, kepada Reuters, ketika badan PBB itu meluncurkan laporan besar tentang energi.
Baca juga: Putus Pasokan Gas, Putin Dituduh Gunakan Energi Sebagai Senjata Perang
Untuk memenuhi tantangan tersebut, dia mengatakan investasi "besar" diperlukan untuk mempersiapkan dan beradaptasi dengan skenario itu. Seperti perkuatan bendungan agar sesuai dengan pola curah hujan baru dan menopang tanaman melawan gelombang badai.