Sebuah dokumen WMO menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga dari semua pembangkit listri tenaga nuklir (PLTN) ditemukan di permukaan laut dan mengatakan beberapa PLTN akan terancam saat air laut naik.
Secara keseluruhan, WMO mengatakan dalam laporannya bahwa negara-negara tertinggal dalam janji energi terbarukan mereka, mengatakan mereka sejauh ini berkomitmen untuk membangun kurang dari setengah dari kapasitas yang dibutuhkan pada 2030 untuk mencapai tujuan kesepakatan Paris.
Namun, Sekretaris Jenderal (Sekjen) WMO Petteri Taalas mengatakan bahwa ia mengharapkan perang Ukraina untuk mempercepat transisi ke energi terbarukan. Meskipun ketergantungan jangka pendek yang lebih besar pada bahan bakar fosil seperti batu bara.
"Ini mempercepat transisi hijau ini," ujarnya pada konferensi pers sebelumnya.
"Dari perspektif iklim, perang di Ukraina dapat dilihat sebagai berkah,” lanjutnya.
Taalas mengatakan negara-negara juga harus mempertimbangkan untuk membuat "kompromi tertentu" untuk memenuhi target emisi global seperti merangkul tenaga nuklir meskipun ada ketakutan tentang limbah.
(Susi Susanti)