Tetapi pembunuhan itu telah memicu kesedihan dan kemarahan nasional. Ribuan orang berkumpul untuk Cassius di lebih dari dua lusin tempat di seluruh Australia, dengan acara juga diadakan di AS dan Selandia Baru.
Menurut salah seorang ibu, Emily Farmer, bahkan sebelum serangan itu terjadi, komunitas Pribumi takut akan anak-anak mereka. Putranya termasuk di antara mereka yang berjalan pulang bersama Cassius.
"Saya selalu memberi tahu [anak saya]: 'Anda adalah anak laki-laki Pribumi - mereka akan melihat Anda dan memikirkan semua hal buruk ini,'" katanya kepada program National Indigenous Television The Point .
"Saya benci harus menjelaskan itu kepada putra saya pada usia ini,” lanjutnya.
Adapun Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese mengatakan serangan itu "jelas" bermotif rasial.
Sementara itu, pemimpin komunitas Noongar menulis dalam sebuah surat terbuka tentang masalah ini.
"Cassius tidak 'di tempat yang salah pada waktu yang salah'. Dia mengenakan seragam sekolahnya dengan teman-temannya di siang hari bolong,” tulisnya.