MESIR - Negara-negara pada Minggu (20/11/2022) pagi di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) iklim COP27 sepakat menyiapkan dana membantu negara-negara miskin yang dilanda bencana perubahan iklim, tetapi menunda menyetujui kesepakatan lebih luas yang menguraikan tekad global memerangi perubahan iklim.
Setelah negosiasi tegang yang berlangsung sepanjang malam, kepresidenan COP27 Mesir merilis draf teks untuk kesepakatan keseluruhan dan secara bersamaan mengadakan sesi pleno untuk menyetujuinya sebagai kesepakatan akhir dan menyeluruh untuk KTT PBB.
Dikutip Antara, sesi tersebut menyetujui ketentuan teks untuk menyiapkan dana "kerugian dan kerusakan" untuk membantu negara-negara miskin dan berkembang menanggung biaya langsung dari peristiwa yang dipicu oleh iklim seperti badai dan banjir.
Tapi sesi itu menunda banyak keputusan paling kontroversial tentang dana itu untuk diselesaikan ke tahun depan, ketika "komite transisi" akan membuat rekomendasi bagi negara-negara untuk kemudian diadopsi pada KTT iklim COP28 pada November 2023.
Baca juga: KTT COP27, Aktivis Lingkungan Tuntut Keadilan Negara Miskin Dapat Ganti Rugi Akibat Perubahan Iklim
Rekomendasi-rekomendasi tersebut akan mencakup "mengidentifikasi dan memperluas sumber-sumber pendanaan" - mengacu pada pertanyaan menjengkelkan tentang negara mana yang harus membayar dana baru tersebut.
Seruan oleh negara-negara berkembang untuk dana semacam itu telah mendominasi KTT dua minggu, mendorong pembicaraan melewati batas akhir pembahasan yang dijadwalkan yakni Jumat (18/11/2022).
Namun, segera setelah persetujuan pleno untuk dana kerugian dan kerusakan, Swiss meminta penangguhan 30 menit untuk mempelajari teks baru dari keseluruhan kesepakatan - khususnya bahasa yang berkaitan dengan upaya nasional untuk mengurangi emisi pemanasan iklim.
Para negosiator pada Sabtu (19/11/2022) malam khawatir tentang perubahan yang dibahas begitu terlambat dalam prosesnya.
Dokumen tersebut, yang membentuk keseluruhan kesepakatan politik untuk COP27, memerlukan persetujuan dari hampir 200 negara pada KTT iklim di Mesir.
Sejalan dengan pembahasan sebelumnya, draf tersebut tidak memuat referensi yang diminta oleh India dan beberapa delegasi lainnya untuk menghentikan penggunaan "semua bahan bakar fosil" secara bertahap. Draf itu malah merujuk pada penurunan batu bara saja, seperti yang disepakati pada KTT tahun lalu.
(Susi Susanti)