Ironi Perjuangan Pangeran Diponegoro, Dikhianati Patih dan Rakyat hingga Terkena Malaria

Avirista Midaada, Jurnalis
Jum'at 25 November 2022 06:38 WIB
Pangeran Diponegoro (Foto: Okezone/istimewa)
Share :

JAKARTA - Nasib perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda di tahun 1829 mulai menunjukkan kesulitan. Pasalnya strategi Pangeran Diponegoro dengan mengandalkan masyarakat sekitar mulai menerima tantangan karena keengganan masyarakat ikut berjuang.

Belum lagi beberapa pejabat lokal di beberapa daerah yang dituju Pangeran Diponegoro mulai mengurangi suplai logistik pendukung. Justru sebaliknya para pejabat lokal itu berbalik menentangnya. Bahkan dari buku Peter Carey berjudul "Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785 - 1825" banyak warga lokal yang turut mengungsi ke wilayah yang berada di bawah kendali benteng Belanda, karena merasa keamanannya lebih terjamin dan kesempatan ekonomi yang lebih baik.

Hal ini tak heran, pasalnya lima belas bulan terakhir pada masa perang, bahkan ada kasus-kasus di mana warga di daerah kekuasaan Pangeran Diponegoro berbalik melawan pejabat-pejabat culas pendukung Diponegoro dan menghabisi mereka, karena begitu besar hasrat penduduk akan perdamaian. Kebijakan para komandan benteng Belanda barangkali juga ikut berpengaruh di sini.

Baca juga: Sayembara Potongan Kepala Pangeran Diponegoro Dihargai 20 Ribu Gulden oleh Belanda

Mereka berhasil merebut hati penduduk setempat dengan menjanjikan pemberian bajak gratis, hewan penghela, dan benih gratis, jika mereka mau pindah ke wilayah Belanda. Kebijakan Belanda dalam menurunkan pajak, mengurangi kewajiban kerja bakti, dan menaikan upah buruh harian di sekitar benteng, untuk mendorong para petani dan keluarga mereka tetap betah tinggal di dekat benteng itu.

Baca juga: Serangan Pangeran Diponegoro Bikin Belanda Kelimpungan: Kas Terkuras, Sekutu Lokal Tak Bisa Dipercara

Alhasil di September 1820, di tahun keempat perang perlawanan terorganisasi terhadap Belanda di daerah-daerah subur pangan di Jawa tengah bagian selatan berakhir sudah. Ikatan rasa saling percaya dan kerjasama antara pasukan Pangeran Diponegoro dan penduduk desa setempat sudah rusak. Tanpa dukungan rakyat, tidak mungkin lagi Pangeran melancarkan perang gerilya dengan berhasil.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya