KATHMANDU - Harapan menemukan korban selamat dari insiden jatuhnya pesawat Yeti Airlines di Pokhara, Nepal, semakin menipis, kata polisi. Ini merupakan bencana udara terburuk yang terjadi di negara Himalaya itu dalam beberapa dekade.
"Tidak mungkin ada yang selamat," kata Juru Bicara Kepolisian Tek Prasad Rai kepada BBC. Tim menemukan bagian tubuh di tempat kejadian, tambahnya.
Setidaknya 68 orang tewas ketika penerbangan dari Kathmandu ke kota wisata Pokhara jatuh dan terbakar pada Minggu, (15/1/2023) pagi.
Dari penumpang tersebut, 53 dikatakan orang Nepal, dan 15 warga asing, terdiri dari lima orang India, empat orang Rusia, dan dua orang Korea di pesawat itu. Ada juga satu penumpang masing-masing dari Irlandia, Australia, Argentina, dan Prancis.
Masih belum jelas apa penyebab kecelakaan itu.
Rekaman ponsel menunjukkan penerbangan Yeti Airlines meluncur tajam saat mendekati bandara. Ada 72 penumpang dan awak di dalam penerbangan domestik itu.
Operasi pencarian dan penyelamatan yang melibatkan ratusan tentara Nepal dihentikan karena gelap pada Minggu. Itu dilanjutkan pada Senin, (16/1/2023) pagi, dengan 300 personel polisi dikerahkan.
Sebelumnya, laporan TV lokal menunjukkan penyelamat berjuang di sekitar bagian pesawat yang hangus yang jatuh ke tanah di ngarai Sungai Seti, lebih dari satu kilometer dari bandara.