"Sekitar tiga puluh tahun kemudian saya tertarik menggunakan teknologi sonar terbaru untuk memetakan dasar sungai, dan tiba-tiba minat masa kecil saya pada legenda kota yang hilang ini serta minat akademis saya datang secara bersamaan," ucapnya.
Dengan mendigitalisasi peta kota pada abad ke-16 yang tersedia, menunjukkan Dunwich sebagaimana adanya, dan Sear dapat menunjukkan dengan tepat di mana dapat ditemukan beberapa struktur kota yang hilang.
Pada 2008, dia menyewa kru dan perahu yang dilengkapi sonar untuk memulai pencarian dasar laut yang berbasis teknologi.
Dia masih ingat momen ketika perahu mendekati yang diduga sebagai lokasi pertama. "Semuanya menjadi sangat tenang ketika kami tiba di situs pertama dan menunggu," kata dia.
"Lalu tiba-tiba terdengar bunyi saat sonar mendeteksi sesuatu dan kami melihat bongkahan batu yang muncul pada tepi layar komputer di kabin."
Dan hal itu kemudian terus terjadi.
Dalam jarak sekitar satu kilometer dari lepas pantai Dunwich kini, Sear dan timnya menemukan biara Blackfriars abad pertengahan, Gereja St. Nicholas, Gereja St. Peter, All Saints, Kapel St. Katherine, dan bongkahan batu yang diduga balai kota dan berbagai bangunan pelabuhan.
Legenda kota Dunwich yang hilang ternyata tidak hilang sama sekali, melainkan terletak di dasar laut — hampir persis seperti yang diklaim oleh pembuat peta Tudor dan para pendongeng tua.
(Nanda Aria)