ANKARA - Turki telah mengakhiri upaya penyelamatan korban di semua wilayah, kecuali dua provinsi, hampir dua minggu setelah gempa besar yang menewaskan puluhan ribu orang, kata badan bencana negara itu.
Pencarian akan dilanjutkan di Kahramanmaras dan Hatay, kata kepala badan bencana Turki, sebagaimana dilansir BBC.
Namun, harapan untuk menemukan orang lain yang hidup di reruntuhan memudar dengan cepat.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah tiba di Turki dan mengumumkan bantuan kemanusiaan senilai USD100 juta.
Episentrum gempa berkekuatan M 7,8 pada 6 Februari berada di Kahramanmaras. Lebih dari 44.000 orang dipastikan tewas di Turki tenggara dan Suriah utara.
Korban tewas diperkirakan akan bertambah, dengan sekitar 345.000 apartemen di Turki diketahui telah hancur dan banyak orang masih hilang. Baik Turki maupun Suriah tidak mengatakan berapa banyak orang yang masih belum ditemukan.
"Di banyak provinsi kami, upaya pencarian dan penyelamatan telah selesai," kata kepala badan bencana Yunus Sezer kepada wartawan di Ankara.
Dia mengatakan upaya pencarian dan penyelamatan terus berlanjut di sekitar 40 bangunan di dua provinsi, tetapi dia memperkirakan jumlah ini akan turun pada Minggu malam.
Petugas penyelamat menarik setidaknya tiga orang dari reruntuhan pada Jumat, (17/2/2023) lebih dari 11 hari setelah mereka terjebak saat gempa melanda.
Blinken telah tiba di Turki untuk menunjukkan dukungan, meskipun perjalanan tersebut telah direncanakan sebelum gempa. Ini adalah perjalanan pertamanya ke Turki sejak dia menjabat lebih dari dua tahun lalu.
Kepada wartawan, Biden mengatakan bahwa bantuan baru "akan segera dikirim”, namun bukan untuk upaya pencarian dan penyelamatan, tetapi pemulihan jangka panjang pasca gempa.
Dia menambahkan bahwa mendapatkan bantuan ke Suriah "sangat, sangat menantang".
Blinken akan melakukan perjalanan ke Hatay untuk melihat upaya kemanusiaan sebelum melakukan perjalanan untuk bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Senin, (20/2/2023). Keduanya akan membahas masalah termasuk penolakan Turki untuk meratifikasi aplikasi keanggotaan NATO Swedia dan Finlandia.
(Rahman Asmardika)