Sebulan Tak Ada Hujan, Prancis Peringatkan Kekeringan Parah Usai Musim Dingin Terkering Sejak 60 Tahun Lalu

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 23 Februari 2023 11:06 WIB
Prancis peringatkan kekeringan parah setelah musim dingin terkering pada 60 lalu (Foto: AFP)
Share :

PRANCIS - Prancis menghadapi peringatan kekeringan setelah musim dingin terkering selama lebih dari 60 tahun lalu atau sejak 1959.

Setelah sebulan tidak ada curah hujan yang signifikan, negara itu sekarang dalam keadaan waspada.

Menteri Transisi Ekologi Christophe Bechu mengatakan pejabat lokal akan berkumpul pada Senin (27/2/2023) untuk menilai situasi wilayah demi wilayah.

Menurut badan cuaca nasional Météo-France, tahun lalu adalah rekor tahun terpanas Prancis.

Rekor dipecahkan di tempat lain di Eropa yakni di Inggris, Spanyol dan Italia.

 BACA JUGA: Italia Kembali Terancam Hadapi Kekeringan, Kanal di Venesia Surut Tak Bisa Digunakan

Dikutip BBC, suhu panas memicu kondisi kekeringan yang belum pulih dari banyak daerah.

Menurut para peneliti, hujan salju di Pegunungan Alpen Italia turun 53% dan ketinggian air di cekungan Po di sungai terbesar Italia 61% di bawah normal.

BACA JUGA:  Usai Badai Musim Dingin, Eropa Catat Suhu Panas Paling Tinggi pada Januari 2023

Keadaan darurat diumumkan Juli lalu di lima wilayah utara sekitar Sungai Po karena kekeringan pada 2022. Air surut di Venesia membuat gondola dan taksi air tidak dapat bergerak karena kanal berlumpur dan fondasi bangunan di Kanal Besar telah terekspos.

Bulan lalu, sebuah laporan yang diterbitkan oleh Nature Climate Change memperingatkan bahwa Pegunungan Alpen, pegunungan paling penting di Eropa untuk memasok sungai, telah mengalami pengurangan durasi tutupan salju sebesar 5,6% per dekade selama 50 tahun terakhir.

Sementara itu, kekeringan di Italia telah menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana mengelola krisis air, yang menurut para ahli akan semakin sering terjadi karena perubahan iklim.

Kelompok lingkungan Italia Legambiente telah mengimbau pemerintah untuk menyetujui strategi air nasional.

"Tahun 2023 baru saja dimulai, tetapi menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan dalam hal cuaca ekstrem dan tingkat kekeringan," terang Direktur Giorgio Zampetti.

Di Prancis, menteri transisi ekologi mengatakan bahwa pembatasan "lunak" dapat diberlakukan setelah pertemuan pada Senin (27/2/2023) mendatang dengan para pemimpin lokal, yang berlaku pada bulan Maret untuk menghindari "kondisi bencana" selama bulan-bulan musim panas.

Météo-France mengatakan antara 21 Januari dan 21 Februari tidak ada curah hujan sama sekali, mengacu pada total kumulatif curah hujan kurang dari 1 mm untuk seluruh Prancis.

Tutupan salju di Pyrenees dan Alps juga jauh lebih rendah dari biasanya selama periode yang dianggap penting untuk mengisi kembali cadangan air tanah Prancis.

Hujan diperkirakan akan kembali ke Prancis selatan pada Rabu (22/2/2023) waktu setempat, dan tiga bulan ke depan akan sangat menentukan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya