WASHINGTON - Pentagon menghabiskan lebih dari USD1,5 juta (sekira Rp22,8 miliar) untuk menembak jatuh tiga objek terbang misterius (unidentified flying object/UFO) yang terlihat di wilayah udara Amerika Serikat (AS) dan Kanada awal bulan ini, demikian diungkap beberapa pejabat pertahanan kepada Wall Street Journal. Para pejabat itu menduga bahwa biaya sebenarnya yang dikeluarkan Pentagon kemungkinan lebih tinggi.
Angka USD1,5 juta yang diberikan kepada Journal pada Rabu, (22/2/2023) hanya mencakup biaya empat rudal AIM-9X Sidewinder yang digunakan untuk menembak jatuh 'UFO' di atas Alaska, Danau Huron, dan wilayah Yukon di Kanada. Biaya ini tidak termasuk dana yang dikeluarkan oleh Penjaga Pantai, Angkatan Laut, dan Garda Nasional AS dalam upaya mencari puing-puing UFO tersebut.
“Penerbangan yang digunakan untuk melihat balon dan akhirnya menembak jatuh bukan bagian dari perkiraan biaya, karena militer AS menganggap penerbangan itu sebagai bagian dari pelatihan pilotnya dan telah menganggarkan jam terbang tersebut,” tambah outlet itu, mengutip pejabat pertahananan sebagaimana dilansir RT.
Salah satu rudal gagal mencapai targetnya, membutuhkan satu lagi rudal Sidewinder seharga USD400.000 (sekira Rp6 miliar) untuk menembak jatuh UFO ke salah satu Danau Besar di Michigan.
Rentetan penembakan terjadi setelah balon China memasuki wilayah udara AS pada akhir Januari, yang juga ditembak jatuh oleh jet tempur AS. Sementara Washington bersikeras pesawat itu digunakan untuk spionase, Beijing menolak tuduhan itu, dengan alasan balon itu digunakan untuk mengumpulkan data meteorologi dan telah menyimpang dari jalurnya secara tidak sengaja.
Para pejabat AS yang dihubungi oleh Washington Post kemudian mengakui bahwa kejadian versi China mungkin akurat, mencatat bahwa balon tersebut mungkin telah didorong ke wilayah AS setelah menghadapi "angin kencang".