Mendengar jawaban itu Gajah Mada segera membawa anak itu ke dalam, dipertemukan dengan Ken Bebed, istrinya. Terus terang Gajah Mada mengaku bahwa anak itu adalah putranya sendiri.
Ken Bebed yang punya anak, senang melihat tingkah laku anak itu. Anak itu lalu tidak dijadikan anak angkat Ken Bebed dan diberi nama Aria Bebed.
Setelah beberapa lama tinggal di Majapahit, Aria Bebed minta diri akan pulang ke Pulau Bali. Gajah Mada dan Ken Bebed memberikan berbagai hadiah sebagai bekal putranya, yang diminta oleh Aria Bebed ialah pengastulan, tempat menyimpan abu para leluhur Patih Gajah Mada.
Permintaan itu dikabulkan, ditambah dengan pesan supaya abu di pengastulan itu ditaburkan di sepanjang jalan yang akan dilaluinya. Tempat yang ditaburi abu pengastulan itu akan menjadi wilayah kerajaan Aria Bebed. Abu pengastulan itu supaya ditaburkan sampai habis.
Aria Bebed supaya berhenti dan menetap di tempat terakhir yang ditaburi abu pengastulan. Di situ Aria Bebed akan menjadi penguasa yang tertinggi.
Namun sebelum mendarat abu pengastulan tercecer di pinggir laut, karenanya terjadilah Lemah Lot yang berbentuk pulau kecil di pantai selatan Pulau Bali. Aria Bebed melanjutkan perjalanannya ke arah utara dan akhirnya menetap di desa Bwahan.
Di situ ia kawin dengan Ni Luh Ayu Ranga, putri Pangeran Pasek Wanagiri. Dari perkawinan itu lahir dua orang anak, yang tua laki-laki bernama Aria Twas, yang muda perempuan bernama Ni Gusti Ayu Wanagiri.
Sepeninggal Aria Bebed, Aria Twas menggantikan kedudukan ayahnya, kawin dengan Ni Luh Ayu Puspa, anak perempuan Pangandan.
Dari perkawinan itu lahir dua orang anak. Yang perempuan bernama Ni Gusti Ayu Wandira, yang laki-laki bernama Anglurah Bebed. Ni Luh Ayu Wandira kawin dengan Aria Rangong, menetap di desa Bwahan. Aria Rangong ternyata lebih unggul dan lebih beruntung daripada Anglurah Bebed.
Oleh karena malu Anglurah Bebed meninggalkan Bwahan, ia memilih pergi menjadi pengembara, hingga akhirnya menetap di desa Pangastulan. Tempat kediaman baru Anglurah Bebed itu disebut demikian berkat pengastulan abu leluhur Gajah Mada yang dianugerahkan kepada putranya Aria Bebed. Anglurah Bebed kawin dengan Ni Luh Kekeran, anak perempuan I Bandesa Kekeran.
(Fakhrizal Fakhri )