Kisah Bom-bom Nuklir Amerika yang Hilang Misterius saat Perang Dingin

Muhammad Fadli Rizal, Jurnalis
Kamis 30 Maret 2023 05:06 WIB
Share :

AMERIKA SERIKAT - Seorang nelayan Spanyol tanpa sengaja melihat bungkusan jatuh dari langit. Persitiwa itu terjadi pada 17 Januari 1966 sekitar pukul 10.30 WIB. Ia menyebut benda itu terjun lalu tenggelam di Laut Alboran.

Pada saat yang sama, di desa nelayan terdekat Palomares, penduduk setempat melihat dua bola api raksasa meluncur jatuh ke arah mereka. Dalam hitungan detik, desa, gedung dan bagian tubuh manusia berserakan.

Beberapa minggu kemudian, Philip Meyers menerima pesan melalui teleprinter – perangkat yang dapat mengirim dan menerima email kala itu. Saat itu, ia bekerja sebagai petugas penjinak bom di Fasilitas Udara Angkatan Laut Sigonella, di Sisilia timur.

 BACA JUGA:

Dia diberitahu bahwa ada keadaan darurat yang sangat rahasia di Spanyol, dan dia harus berangkat ke sana dalam beberapa hari. Namun, misi itu tidak serahasia yang diharapkan militer.

“Saya tidak terkejut ketika dipanggil ke sana," kata Meyers.

Bahkan publik juga tahu apa yang sedang terjadi. Ketika dia menghadiri sebuah pesta malam itu dan mengumumkan perjalanan misteriusnya, peristiwa yang seharusnya rahasia itu malah menjadi semacam lelucon.

"Itu agak memalukan. Itu seharusnya rahasia, tetapi teman-teman saya memberi tahu saya mengapa saya harus pergi," ujar Meyers.

Selama berminggu-minggu, surat kabar di seluruh dunia melaporkan desas-desus tentang kecelakaan yang mengerikan - dua pesawat militer AS bertabrakan di udara. Insiden itu menyebarkan empat bom termonuklir B28 di Palomares.

 BACA JUGA:

Tiga bom dengan cepat ditemukan di darat. Tetapi satu menghilang ke hamparan biru berkilauan di arah tenggara, hilang ke dasar hamparan Laut Mediterania di dekatnya.

Sekarang perburuan bom nuklir dengan hulu ledak 1,1 megaton, dengan daya ledak 1.100.000 ton TNT dilakukan.

Faktanya, insiden Palomares bukan satu-satunya peristiwa di mana ada senjata nuklir yang salah tempat. Setidaknya ada 32 kecelakaan yang disebut "panah patah" yang melibatkan perangkat yang bisa meratakan dan menghancurkan Bumi ini sejak 1950.

Dalam banyak kasus, senjata dijatuhkan secara tidak sengaja atau dibuang dalam keadaan darurat, kemudian ditemukan kembali.

Direktur Program Non-proliferasi Asia Timur di Pusat Studi Non-proliferasi James Martin, California, Jeffrey Lewis mengatakan tiga bom milik AS telah hilang sama sekali Bahkan mereka masih di luar sana sampai hari ini, bersembunyi di rawa-rawa, ladang dan lautan di suatu tempat di planet ini.

"Kami lebih banyak tahu tentang kasus-kasus Amerika," kata Lewis.

Dia menjelaskan bahwa daftar lengkap senjata nuklir yang hilang ini baru terpublikasi ketika ringkasan milik Departemen Pertahanan AS dideklasifikasi pada 1980-an.

Banyak yang terjadi selama Perang Dingin, ketika AS dan Uni Soviet berpacu dalam doktrin Mutually Assured Destruction (MAD).

Dampaknya, pesawat-pesawat yang dipersenjatai dengan senjata nuklir terbang di udara setiap waktu dari tahun 1960 hingga 1968, dalam operasi yang dikenal sebagai Kubah Chrome .

"Kami tidak tahu banyak tentang senjata nuklir negara lain. Kami tidak tahu apa-apa tentang Inggris atau Prancis, atau Rusia atau China. Jadi saya rasa kita tidak punya perhitungan penuh," imbuh Lewsi.

Masa lalu nuklir Uni Soviet terutama, sangat tidak diketahui. Negara ini setidaknya punya stok 45.000 senjata nuklir pada 1986. Ada kasus-kasus yang diketahui di mana negara itu kehilangan bom nuklir yang tidak pernah diambil kembali.

Tetapi tidak seperti insiden AS. Semua kecelakaan yang dialami Rusia terjadi di kapal selam dan lokasinya diketahui, meskipun tidak dapat diakses.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya