Krisis Ekonomi Pakistan Ngeri, 16 Orang Tewas Berebut Makanan

Muhammad Fadli Rizal, Jurnalis
Senin 03 April 2023 10:59 WIB
Berebut makanan di Pakistan (Foto Antara/Reuters/Akhtar Soomro)
Share :

PAKISTAN - Inflasi yang melanda Pakistan melonjak hingga ke rekor 35,37 persen pada Maret dibanding tahun lalu. Hal itu membuat harga-harga melambung tinggi.

Biro statistik setempat mengungkap angka inflasi Maret melampaui 31,5 persen di Januari. Kini harga makanan, minuman dan transportasi melonjak hingga 50 persen.

Kondisi itu membuat setidaknya 16 orang tewas dalam kerumunan yang memperebutkan bantuan makanan. Ribuan orang berkumpul di pusat distribusi tepung yang didirikan di seluruh negeri.

 BACA JUGA:

Distribusi tepung itu merupakan bagian dari program pemerintah mengurangi dampak inflasi. Setidaknya 16 orang tewas, termasuk lima wanita dan tiga anak-anak. Mereka tewas dalam beberapa hari terakhir selama program pembagian tepung.

Sementara ribuan kantong tepung juga dijarah dari truk dan titik distribusi.

 BACA JUGA:

Seorang juru bicara di biro statistik mengatakan angka inflasi merupakan kenaikan tertinggi yang pernah dicatat oleh biro. Pencatatan itu sudah dilakukan setiap bulan sejak tahun 1970-an.

"Ini adalah inflasi tertinggi yang pernah tercatat dalam data yang kami miliki," katanya. Harga makanan, minyak goreng dan listrik yang lebih tinggi mendorong indeks.

Negara Asia Selatan itu telah mengalami gejolak ekonomi selama berbulan-bulan dengan krisis neraca pembayaran yang akut, sementara pembicaraan dengan IMF untuk mengamankan pendanaan 1,1 miliar USD sebagai bagian dari bailout 6,5 miliar USD yang disepakati pada 2019 belum membuahkan hasil.

Cadangan devisa Pakistan telah jatuh untuk menutupi hampir empat minggu impor. Laporan prospek ekonomi bulanan yang dikeluarkan oleh kementerian keuangan pada hari Jumat memproyeksikan inflasi akan tetap tinggi.

( Muhammad Fadli Rizal)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya