AFP juga melaporkan bahwa pembunuhan itu sebagai pembalasan atas hukuman mati tanpa pengadilan terhadap dua jihadis yang mencoba mencuri ternak beberapa hari sebelumnya.
Pembunuhan mematikan yang terjadi pada Kamis (6/4/2023) malam terjadi di dekat desa Seytenga, di mana puluhan orang tewas Juni lalu.
Burkina Faso dan tetangganya menghadapi pemberontakan jihadis yang berlarut-larut sejak 2013.
Ribuan orang tewas selama krisis dan lebih dari dua juta orang mengungsi. Kekerasan tersebut telah menyebabkan gejolak politik yang signifikan di negara tersebut.
Militer - dipimpin oleh Letkol Paul-Henri Damiba - merebut kekuasaan di negara itu pada Januari tahun lalu, menjanjikan diakhirinya kekerasan.
Tapi dia gagal menghentikan serangan, dan dia disingkirkan dalam kudeta kedua oleh Kapten Ibrahim Traoré pada September berikutnya.