WASHINGTON - Iran menyita kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall di Teluk Oman di perairan internasional pada Kamis, (27/4/2023) kata Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy). Ini merupakan insiden terbaru dari serangkaian penyitaan atau serangan terhadap kapal komersial di perairan Teluk yang sensitif sejak 2019.
Tentara Iran mengatakan telah menyita sebuah kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall di Teluk Oman setelah bertabrakan dengan sebuah kapal Iran, melukai beberapa awaknya, lapor media pemerintah Iran.
"Dua awak kapal hilang dan beberapa lainnya luka-luka akibat tabrakan kapal dengan kapal," kata pernyataan militer, sebagaimana dilansir Reuters.
US Navy mengidentifikasi kapal itu sebagai Advantage Sweet. Menurut data pelacakan kapal Refinitiv, Advantage Sweet adalah kapal tanker minyak mentah Suezmax yang disewa oleh perusahaan minyak besar Chevron dan terakhir berlabuh di Kuwait.
Chevron mengatakan mengetahui situasi yang melibatkan Advantage Sweet dan "berhubungan dengan operator kapal dengan harapan menyelesaikan situasi ini secepat mungkin," kata seorang juru bicara.
Tujuan kapal terdaftar sebagai Pelabuhan Teluk Meksiko di Houston, Amerika Serikat (AS) menurut data pelacakan kapal.
Manajer kapal tanker ituterdaftar sebagai Genel Denizcilik Nakliyati AS. Perusahaan yang berbasis di Turki itu tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Administrator Maritim Kepulauan Marshall mengatakan telah mengetahui situasi tersebut dan sedang berkomunikasi dengan pemilik/operator kapal tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.
"Pelecehan terus-menerus Iran terhadap kapal dan gangguan terhadap hak navigasi di perairan regional merupakan ancaman bagi keamanan maritim dan ekonomi global," kata US Navy, menambahkan Iran dalam dua tahun terakhir telah secara tidak sah menyita setidaknya lima kapal komersial di Timur Tengah.
US Navy menambahkan bahwa setelah mengirimkan pesawat patroli maritim P-8 Poseidon untuk memantau situasi, "kami dapat menentukan bahwa IRIN (angkatan laut Iran) melakukan penyitaan".
Pihak berwenang Iran tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Sekira seperlima dari minyak mentah dan produk minyak dunia melewati Selat Hormuz, titik sempit antara Iran dan Oman yang telah dilalui oleh Advantage Sweet, menurut data dari perusahaan analitik Vortexa.
Perusahaan keamanan maritim Ambrey mengatakan kapal itu dinaikkan dengan helikopter. "Kapal itu tidak menunjukkan tanda-tanda melakukan manuver mengelak sebelum insiden itu terjadi," katanya.
Sejak 2019 telah terjadi serangkaian serangan terhadap pengiriman di perairan Teluk yang strategis pada saat ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran.
Iran pada November lalu melepaskan dua kapal tanker berbendera Yunani yang disita di Teluk pada Mei 2022 sebagai tanggapan atas penyitaan minyak oleh Amerika Serikat dari sebuah kapal tanker berbendera Iran di lepas pantai Yunani.
Pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington untuk menghidupkan kembali pakta nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia telah terhenti sejak September karena berbagai masalah, termasuk tindakan keras Republik Islam terhadap protes populer, penjualan drone Teheran ke Rusia dan percepatan program nuklirnya.
US Navy, yang Armada Kelimanya berbasis di negara pulau Teluk Bahrain, meminta Iran untuk segera melepaskan kapal tanker itu.
Menurut database pengiriman Organisasi Maritim Internasional, Advantage Sweet dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di China bernama SPDBFL No One Hundred & Eighty-Seven (Tianjin) Ship Leasing Co Ltd.
(Rahman Asmardika)