5 Fakta Pelaku Penembakan Massal Serbia Tewaskan 8 Orang, Tertangkap Setelah Diburu 600 Polisi

Rahman Asmardika, Jurnalis
Sabtu 06 Mei 2023 07:03 WIB
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
Share :

BEOGRAD - Polisi Serbia pada Jumat, (5/5/2023) menangkap seorang pemuda yang buron setelah melakukan penembakan massal di Desa Dubona, dekat kota Mladenovac, 42 km selatan Ibu Kota Beograd. Aksi brutal pelaku menewaskan setidaknya delapan orang dan melukai 14 korban lainnya.

Berikut fakta-fakta terkait kejadian ini:

1. Berawal dari perkelahian

Menurut laporan media, tersangka berinisial U.B terlibat perkelahian di halaman sekolah pada Kamis, (4/5/2023) malam dan pergi, tetapi kemudian kembali dengan senapan serbu dan pistol. Dia melepaskan tembakan dan terus menembaki orang secara acak dari mobil yang bergerak.

"Tersangka U.B., lahir pada 2002, telah ditangkap di sekitar kota Kragujevac, dia diduga membunuh delapan orang dan melukai 14 lainnya dalam semalam," kata Kementerian Dalam Negeri Serbia dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters.

2. Ditangkap setelah diburu 600 polisi

UB yang melarikan diri setelah melakukan aksinya kemudian menjadi target pencarian polisi. Menurut laporan media lokasl RTS, sekira 600 polisi Serbia, termasuk Satuan Anti-Teroris Khusus (SAJ) elit dan Gendarmerie terlibat dalam perburuan, yang dijuluki Operasi Angin Puyuh.

Perburuan itu membuahkan hasil dan UB berhasil ditangkap pada Jumat.

3. Penembakan massal kedua dalam dua hari 

Penembakan massal yang dilakukan UB adalah yang kedua yang terjadi di Serbia hanya dalam dua hari. Pada Rabu, (3/5/2023) seorang anak laki-laki berusia 13 tahun menembak mati sembilan orang dan melukai tujuh orang di sebuah sekolah di Beograd sebelum menyerahkan diri.

4. Serbia dalam suasana berkabung 

Penembakan kedua terjadi di saat Serbia sedang dalam suasana berkabung. Negara Balkan itu memulai tiga hari berkabung resmi pada Jumat setelah penembakan massal pertama yang terjadi pada Rabu.

5. Budaya senjata mengakar

Serbia memiliki budaya senjata yang mengakar, terutama di daerah pedesaan, tetapi juga undang-undang kontrol senjata yang ketat. Senjata otomatis adalah ilegal dan selama bertahun-tahun pihak berwenang telah menawarkan beberapa amnesti kepada mereka yang menyerahkannya.

Namun, negara itu, dan Balkan Barat lainnya, dibanjiri dengan senjata dan persenjataan tingkat militer yang tetap berada di tangan swasta setelah perang tahun 1990-an.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya