BEOGRAD – Warga Serbia menyerahkan lebih dari 13.000 senjata api pada minggu pertama inisiatif selama sebulan yang bertujuan mengumpulkan senjata api yang tak berizin. Inisiatif ini diluncurkan pemerintah setelah Serbia diguncang dua penembakan massal berturut-turut awal bulan ini.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic memuji warga yang menyerahkan senjata api mereka dan menjanjikan “tindakan represif” bagi siapa pun yang ditemukan memiliki senjata ilegal setelah amnesti berakhir.
Pada Minggu, (14/5/2023) Vucic dan pejabat polisi mengunjungi pusat pengumpulan senjata utama di Smederevo, sekira 50 kilometer timur Beograd. Vucic menginspeksi gudang dengan deretan senapan, pistol, dan senjata otomatis, serta granat tangan, ranjau darat, bahkan peluncur roket yang dibawa warga.
“Untuk apa seseorang membutuhkan senjata otomatis? Atau semua senjata ini?” kata presiden kepada wartawan sebagaimana dilansir RT.
Dia mengatakan sekira setengah dari senjata yang dikumpulkan terdaftar secara sah dan diserahkan oleh pemiliknya, sementara sisanya tidak berlisensi dan diterima tanpa pertanyaan.
“Saya berterima kasih kepada orang-orang yang menyerahkan senjata,” kata Vucic, mencatat bahwa hasil pengumpulan itu akan dikirim ke pabrik senjata dan amunisi yang berpotensi dikonversi untuk penggunaan militer.