JAKARTA - Analis politik dari Harvard University Amerika Serikat (AS), Seth Soderborg, meyakini Partai Amanat Nasional (PAN) akan kembali lolos ke DPR pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Sebab, raihan suara riil selalu lebih tinggi daripada data survei.
Sebagai informasi, dalam riset Litbang Kompas, elektabilitas PAN naik 100% menjadi 3,2% pada Mei 2023 dibandingkan Januari 2023 sebesar 1,6%. Namun, angka itu masih di bawah ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4%.
"Karena tahun 2014 dan 2019, perolehan suara pemilu PAN lebih besar dibandingkan hasil survei prapemilu," katanya saat dihubungi, Kamis (25/5).
Soderborg menerangkan, rerata tingkat keterpilihan PAN dalam beberapa survei sejumlah lembaga pada Maret-April sebesar 4,9%. "Tetapi, perolehan suaranya (dalam pemilu) adalah 7,6%."
"Dan terjadi lagi tahun 2019. Rata-rata dari lembaga survei itu 3,5%, tapi PAN dapat 6,8%," sambungnya.
Menurut Soderborg, ada kecenderungan PAN dan beberapa partai politik (parpol) lain mendapat persentase perolehan suara lebih besar dibandingkan hasil riset. Salah satu faktornya adalah mendapatkan suara dari pemilih yang tidak mau menjawab pilihannya ketika disurvei.
"Dalam survei, pemilih ini masuk kategori 'tidak tahu/tidak jawab'. Hari H, tidak ada pilihan mencoblos 'tidak tahu' dan itu mengubah proporsi suara semua partai," ucapnya.
Oleh karena itu, Soderborg meyakini PAN bakal kembali menempatkan kadernya di parlemen pada 2024 kelak. Analisisnya, hasil survei bulan terakhir jelang pemilu ditambah 2%. Kalkulasi tersebut mempertimbangkan pengalaman sebelum-sebelumnya.
"Prediksi paling sederhana yang berdasarkan sejarah selisihan hasil survei dan hasil pemilu mulai begini: lihat rata-rata hasil survei bulan terakhir dan menambah 2 poin persen. Sekarang, rata-rata survei PAN itu kira-kira 2,5-3%. Jadi, prediksi saya, jika kondisi masa kini berjalan terus adalah 4,5-5%," tuturnya.
(Khafid Mardiyansyah)