KUALA LUMPUR - Otoritas maritim Malaysia pada Senin, (29/5/2023) mengatakan menemukan peluru meriam yang diyakini berasal dari Perang Kedua di sebuah kapal pengangkut berbendera China yang ditahan pada akhir pekan karena berlabuh di perairannya tanpa izin.
Penemuan itu terjadi di tengah laporan bulan ini bahwa penjarah telah menargetkan dua bangkai kapal Perang Dunia Kedua Inggris di lepas pantai Malaysia - HMS Prince of Wales dan HMS Repulse - yang ditenggelamkan oleh torpedo Jepang pada 1941, hanya tiga hari setelah serangan dahsyat di Pearl Harbor, Hawaii.
Menyusul laporan aktivitas penjarahan ilegal, Museum Nasional Angkatan Laut Kerajaan Inggris pekan lalu mengatakan "tertekan dan prihatin atas vandalisme yang tampak untuk keuntungan pribadi" dari dua bangkai kapal.
Kementerian pertahanan mengutuk "penodaan" kuburan militer maritim, kata BBC pada Sabtu, (27/5/2023).
Sebuah kapal yang terdaftar di Fuzhou, China dan membawa 32 awak gagal menunjukkan izin berlabuh selama pemeriksaan rutin di perairan Negara Bagian Johor, Malaysia selatan, Minggu, (28/5/2023) kata Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA), sebagaimana dilansir Reuters.
Pihak berwenang menemukan besi tua dan peluru meriam di kapal setelah pemeriksaan lebih lanjut.
Peluru-peluru itu dapat dikaitkan dengan penyitaan terpisah oleh polisi di dermaga Johor minggu lalu atas sejumlah artileri era Perang Dunia Kedua yang belum meledak.
Pihak berwenang percaya itu mungkin diambil dari HMS Prince of Wales, kata MMEA, seraya menambahkan pihaknya bekerja sama dengan Departemen Warisan Nasional Malaysia dan lembaga lain untuk mengidentifikasi amunisi yang ditemukan.
(Rahman Asmardika)