TOKYO - Pasukan pertahanan Jepang mempertimbangkan kembali larangan tato karena mencoba untuk meningkatkan perekrutan dari populasi yang terus menyusut dengan cepat.
Tato telah lama menjadi hal yang tabu di negara ini, di mana tato dikaitkan dengan geng kriminal mirip mafia yang dikenal sebagai yakuza yang menampilkan seni kulit yang rumit.
Tetapi pejabat sekarang mengatakan bahwa anak muda Jepang memiliki tato karena alasan tren dan mode, bukan untuk mengidentifikasi dengan yakuza.
Pejabat juga melihat jika larangan itu menghambat wajib militer.
Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF), militer negara itu, kekurangan 10% dari kapasitas pasukannya dan gagal memenuhi target perekrutan April lalu.
"Menolak pelamar hanya karena mereka memiliki tato menimbulkan masalah dalam hal meningkatkan basis sumber daya manusia," kata Masahisa Sato, seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, baru-baru ini, dikutip BBC.
Kepala biro personalia kementerian pertahanan, Kazuhito Machida, mengatakan bahwa larangan tersebut harus dipertimbangkan kembali mengingat angka kelahiran yang menurun di Jepang.