JAKARTA - Kapal Titanic, merupakan kapal yang dibangun pada awal abad ke-20 dan dianggap terbesar dan paling mewah pada masanya. Nahas, kapal tersebut mengalami kecelakaan pada pelayaran perdananya di Samudra Atlantik Utara.
Awal penemuan bangkai kapal, berbagai macam upaya dilakukan agar bangkai kapal berjuluk “The Ship of Dream” ini bisa diangkat. Mulai dari penggunaan derek yang dipasang di kapal penyelamat hingga menggunakan ribuan bola ping-pong.
Bahkan, tak berhenti di situ menempelkan balon berisi helium ke lambung kapal, hingga membekukan kapal seperti es batu agar bisa mengambang.
Semua ide dan cara tersebut tidak dapat direalisasikan karena setelah lebih dari 100 tahun tenggelam, bangkai Titanic menjadi rumah bagi ekosistem laut yang kaya dan menjadi habitat bagi banyak organisme laut.
Keasaman air laut juga telah melarutkan bejana kapal dan merusak puing-puing kapal. Para mikroba juga bertanggung jawab atas pertumbuhan stalaktit berkarat di sebagian besar lambung kapal dan terutama terlihat di pagar geladak yang semakin melemahkan strukturnya.
Hingga akhirnya bangkai kapal dibiarkan di dasar laut. Keberadaannya menjadi warisan sejarah dan sebagai peringatan tentang kecelakaan maritim yang tragis.