LONDON –Para astronom dapat "mendengar" dengungan langit dari gelombang gravitasi yang kuat, yang diciptakan oleh tabrakan antara lubang hitam, yang bergema di seluruh alam semesta untuk pertama kalinya.
Pengamatan mereka mengungkapkan bahwa gelombang - termasuk beberapa yang perlahan bergelombang saat melewati galaksi Bima Sakti kita - terjadi pada frekuensi yang berbeda dan berosilasi selama beberapa dekade.
Penemuan ini dapat membantu para ilmuwan lebih memahami fenomena kosmik seperti lubang hitam supermasif dan seberapa sering galaksi bergabung.
Gelombang gravitasi, awalnya diprediksi oleh Albert Einstein pada tahun 1916, merupakan riak dalam ruang-waktu yang pertama kali terdeteksi pada tahun 2015.
Para astronom menemukan gelombang tersebut dengan melacak pulsar, atau sisa-sisa padat inti bintang masif setelah mereka meledak dalam supernova, melintasi Bima Sakti. Pulsar seperti mercusuar bintang, berputar cepat dan melepaskan pancaran gelombang radio yang tampak "berdenyut" saat dilihat melalui teleskop berbasis Bumi. Pulsar dapat berputar ratusan kali setiap detik, dan ketepatan denyut yang stabil membuatnya dapat diandalkan seperti jam kosmik.
Ketika gelombang gravitasi melewati antara Bumi dan pulsar, waktu gelombang radio pulsar terganggu. Einstein berteori bahwa gelombang gravitasi akan meregang dan memampatkan ruang saat mereka bergerak melintasi alam semesta, memengaruhi cara gelombang radio bergerak. Ini berarti beberapa pulsa mencapai Bumi sepersekian detik lebih awal atau lebih lambat dari yang diharapkan.