"Di zaman Bobby, pandemi ini terlewati dengan berbagai kebijakan. Strategi refokusing anggaran terus dilakukan untuk meredam perluasan pandemi yang mematikan ekonomi Kota Medan. Masa iya itu pun tidak dianggap sebagai prestasi,” ujar Firsal Mutyara
Memang, pandemi merupakan masalah nasional, tapi jika kepala daerah baik itu walikota, bupati dan gubernur tak punya political will menyelesaikannya ya tidak akan beres, kata Ketua Kadin Sumut itu.
“Strategi, refokusing, membuat instrumen prioritas, mendorong penyerapan anggaran Pemko lebih besar dalam menangani pandemi sampai akhirnya kita secara perlahan bisa berbisnis lagi, ekonomi mulai jalan, itu juga bagian dari prestasi,” katanya.
Firsal Mutyara lebih detil melihat banyak hal yang merefleksikan kondisi ekonomi Medan selama dipimpin Bobby Nasution.
“Coba kita lihat pertumbuhan ekonomi. Sepanjang pandemi, kita tumbuh minus. Di tahun 2022 ekonomi Medan sudah tumbuh di level 4,71 persen. Besaran Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku Pemko Medan tahun 2022 mencapai Rp280,16 triliun,” katanya.
Menurutnya arah kebijakan Bobby sudah benar. "Kalau kita lihat data BPS untuk pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini di Sumut mengalami kontraksi 0,45 persen. Kita harapkan itu tidak berpengaruh ke Kota Medan,” katanya.