Kisah Manusia Radioaktif Hisashi Ouchi, Korban Paparan Radiasi Terburuk di Dunia

Rahman Asmardika, Jurnalis
Senin 17 Juli 2023 16:27 WIB
Hishashi Ouchi korban insiden nuklir di PLTN Tokaimura, Jepang. (Foto: LADBible)
Share :

SALAH satu kecelakaan radiasi nuklir terburuk terjadi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada 30 September 1999.Akibat insiden itu, 49 orang di dalam satu ruangan terpapar radiasi berbahaya, dan teknisi bernama Hisashi Ouchi, (35), terekspos radiasi dalam jumlah besar, yang membuat kulitnya meleleh dan menderita sakit luar biasa selama berbulan-bulan.

Insiden ini berawal dari penelitian khusus yang dilakukan Japan Nuclear Fuel Conversion Co. (JCO) di PLTN Tokaimura. Ouchi adalah salah satu dari tiga teknisi di PLTN Tokaimura yang bertugas melarutkan dan mencampur uranium oksida yang diperkaya dengan asam nitrat untuk menghasilkan uranil nitrat untuk penelitian tersebut.

Namun, Ouchi dan dua rekannya Masato Shinohara, (29) dan Yutaka Yokokawa, (54), ternyata tidak terlatih dalam menjalankan tugas tersebut dan membuat kesalahan. Mereka secara tak sengaja menuang uranium tujuh kali lipat dari batas yang diizinkan.

Akibatnya, campuran cairan itu melepaskan radiasi neutron dan sinar gamma berbahaya ke seluruh ruangan dan memicu ledakan hebat.

Ketiga pekerja itu terpapar radiasi, namun Ouchi terekspos radiasi dalam hingga level 17 sierverts (Sv), terbanyak di antara rekan-rekannya. Tingkat radiasi itu juga merupakan yang tertinggi, yang diderita oleh setiap manusia yang hidup dan lebih dari dua kali jumlah yang seharusnya membunuh seseorang.

Dilansir dari History of Yesterday, Ouchi menderita luka bakar, menjadi pusing dan muntah hebat akibat paparan radiasi dahsyat tersebut. Dia dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Tokyo untuk mendapatkan perawatan, namun penderitaannya baru saja dimulai.

Paparan radiasi yang parah menghancurkan sel darah putih Ouchi, ditambahkan dengan luka bakar di seluruh tubuh dan kerusakan organ internal yang parah, membuat dia hampir mati tanpa campur tangan staf rumah sakit.

Tanpa sel darah putih, tubuh Ouchi tidak mampu memulihkan luka-luka dan tidak memiliki sistem kekebalan. Rasa sakit yang dialami membuat Ouchi menangis darah sementara kulitnya meleleh.

Satu minggu pertama Ouchi menggunakan perawatan intensif dalam pengawasan dokter yang ketat. Dokter berusaha menambah sel darah putih Ouchi dengan bantuan pengobatan kanker revolusioner, selalu menjalani transfusi darah juga cangkok kulit.

Rasa sakit yang luar biasa membuat Ouchi memohon agar perawatan dihentikan dan dia dibiarkan meninggal. Namun, perawatan terus dilanjutkan

“Aku tidak tahan lagi. Aku bukan kelinci percobaan,” kata Ouchi.

Selama masa perawatan, Ouchi sempat beberapa kali mengalami serangan jantung karena syok, dan tiap kali dokter selalu menyadarkannya kembali, memperpanjang penderitaannya.

Barulah pada hari ke-83, tepatnya pada 21 Desember 1999, Ouchi akhirnya meninggal dunia karena mengalami kegagalan beberapa organ.

Masato Shinohara, salah seorang rekan Ouchi meninggal dunia pada April 2000, setelah tujuh bulan dirawat di rumah sakit karena efek paparan radiasi yang dialaminya pada kecelakaan tersebut. Tetapi, penderitaannya Ouchi jauh lebih menyakitkan dibanding rekannya itu.

Yutaka Yokokawa, yang merupakan supervisor teknisi tim itu menerima perawatan karena paparan radiasi ringan. Dia akhirnya didakwa dengan tuduhan kelalaian pada Oktober 2000.

Perusahaan bahan bakar nuklir JCO membayar USD121 juta untuk menyelesaikan 6.875 klaim kompensasi dari orang-orang dan usaha yang telah menderita atau terkena radiasi akibat insiden tersebut.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya