SOLO - Setiap malam 1 Sura, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar kirab pusaka. Acara ini dilakukan untuk memperingati tahun baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram.
Kirab malam 1 Sura, bertujuan untuk meminta keselamatan dan sebagai sarana introspeksi agar menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.
Acara ini identik dengan penggunaan kebo bule sebagai sarana kirab. Kebo bule yang digunakan harus berasal dari keturunan kebo bule Kiai Slamet.
Kebo bule Kiai Slamet bukanlah hewan sembarangan. Pasalnya, hewan ini adalah hewan kesayangan Paku Buwono II, sejak beliau masih berkuasa di Keraton Kartasura, demikian dilansir dari Surakarta, Selasa (18/7/2023).
Hewan tersebut merupakan hadiah dari Kiai Hasan Beshari Tegalsari Ponorogo kepada Paku Buwono II. Mulanya, digunakan sebagai pengawal pusaka (cucuk lampah) bernama Kiai Slamet, saat beliau pulang dari Pondok Tegalsari ketika terjadi pemberontakan pecinan yang membakar Istana Kartasura.
Dari situlah, kebanyakan masyarakat menyebutnya kebo bule Kiai Slamet. Sedangkan, alasan disebut kebo bule karena warna kulit hewan tersebut warnanya putih agak kemerah-merahan. Hal ini mirip dengan warna kulit orang bule. Tidak seperti warna kulit kebo pada umumnya, mayoritas berwarna abu-abu gelap.
Kebo Kiai Slamet pun berkembangbiak dan menghasilkan banyak keturunan. Sekarang, keberadaan mereka dijaga dan dirawat dengan baik dalam kandang yang diletakkan di Alun-alun Kidul.