Pyongyang Bungkam, AS Khawatirkan Nasib Tentaranya yang Menyeberang ke Korut

Rahman Asmardika, Jurnalis
Jum'at 21 Juli 2023 08:14 WIB
Trabis T. King, tentara AS yang menyeberang ke Korea Utara. (Foto: Reuters)
Share :

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) pada Kamis, (20/7/2023) menyuarakan keprihatinan yang meningkat atas kondisi Tamtama Travis King, tentara yang menyeberang ke Korea Utara pada Selasa, (18/7/2023). Washington mengatakan Pyongyang memiliki sejarah menganiaya warga Amerika yang ditangkap.

Sekretaris Angkatan Darat AS Christine Wormuth, dalam komentar publik pertamanya tentang kasus tersebut, mengatakan Washington sepenuhnya dimobilisasi untuk mencoba menghubungi Pyongyang, termasuk melalui saluran komunikasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tetapi Korea Utara belum memberikan tanggapan apa pun, kata para pejabat.

"Saya khawatir tentang dia, terus terang," kata Wormuth kepada Aspen Security Forum di Colorado sebagaimana dilansir Reuters. Dia mengutip kasus Otto Warmbier, seorang mahasiswa AS yang dipenjara di Korea Utara selama 17 bulan sebelum meninggal tak lama setelah dia kembali ke Amerika Serikat dalam keadaan koma pada 2017.

"Saya khawatir tentang bagaimana mereka memperlakukannya. Jadi, (kami) ingin mendapatkannya kembali."

Di Gedung Putih, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby juga menyatakan keprihatinannya: "Ini (Korea Utara) bukan negara yang dikenal karena perlakuan manusiawi terhadap orang Amerika - atau terus terang orang (warga negara) lain dalam hal ini."

Pejabat Amerika masih bingung tentang alasan King berlari melintasi perbatasan ke Korea Utara. Tetapi Wormuth mengakui dia mungkin khawatir menghadapi tindakan disipliner lebih lanjut dari Angkatan Darat sekembalinya ke Amerika Serikat.

Juru Bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan kantor kontra-intelijen Angkatan Darat AS dan pasukan AS di Korea Selatan sedang melakukan penyelidikan atas apa yang mendorong King membuat keputusan yang membingungkan tersebut.

Korea Utara tetap bungkam tentang King dan para pejabat AS mengatakan Pyongyang belum menanggapi komunikasi dari militer Amerika tentang prajurit itu. Media pemerintah Korea Utara, yang di masa lalu melaporkan penahanan warga negara AS, sejauh ini belum mengomentari insiden tersebut.

Berbicara di Jepang, utusan khusus AS untuk Korea Utara Sung Kim mengatakan Amerika Serikat "bekerja sangat keras" untuk menentukan status dan kesejahteraan King dan secara aktif terlibat dalam memastikan keselamatan dan kepulangannya. Kim tidak memberikan rincian apapun.

King sedang melakukan tur sipil ke desa gencatan senjata Panmunjom pada Selasa ketika dia melintasi Garis Demarkasi Militer yang telah memisahkan kedua Korea sejak Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata pada 1953.

Sebelumnya, dia telah didenda karena penyerangan saat ditempatkan di Korea Selatan dan telah ditahan selama lebih dari sebulan sebelum dikawal ke Bandara Internasional Incheon oleh militer AS untuk penerbangan komersial ke Dallas, Texas, menurut pejabat AS.

Setelah melewati pemeriksaan keamanan, dia mengatakan kepada staf maskapai penerbangan di gerbang keberangkatan bahwa dia telah kehilangan paspornya dan kembali ke terminal, kata seorang pejabat bandara kepada Reuters tanpa menyebut nama.

Ketegangan saat ini tengah meningkat di semenanjung Korea. Korea Utara telah melakukan uji coba rudal balistik, yang terbaru bertepatan dengan kedatangan kapal selam rudal balistik bersenjata nuklir AS di Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak 1980-an.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya