Lapor Kapal Supertanker Iran Masuk Natuna, Bakamla: Jangan Lecehkan Kedaulatan!

Riana Rizkia, Jurnalis
Senin 24 Juli 2023 20:38 WIB
Ilustrasi (Foto: Istimewa/Okezone)
Share :

JAKARTA - Kepala Bakamla RI, Laksdya Aan Kurnia mengaku telah melaporkan soal penangkapan kapal supertanker berbendera Iran yang masuk ke Perairan Natuna, Indonesia ke Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Aan mengatakan, Mahfud mengapresiasi Bakamla dalam menindak dua kapal super tanker, yaitu MT. Arman 114 berbendera Iran, dan MT. S Tinos berbendera Kamerun yang diduga melakukan aktivitas pindah muatan (transshipment) di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, Natuna pada Jumat 7 Juli 2023 lalu.

"Ya (Mahfud MD) setuju, bagus," kata Aan saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (24/7/2023).

Aan menegaskan, langkah tersebut dilakukan sebagai bukti bahwa Indonesia tidak ingin kedaulatan perairannya dilecehkan.

"Jadi jangan melecehkan kedaulatan di perairan kita," ucapnya.

Setelah melaporkan tindakannya, Aan mengatakan, Mahfud memberi arahan agar masalah tersebut segera diselesaikan.

Diketahui, dua kapal berbendera Iran dan Kamerun itu diduga melakukan aktivitas pindah muatan (transshipment) di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, tepatnya di Natuna pada Jumat 7 Juli 2023 lalu.

"Pada mulanya informasi terjadinya transshipment oleh kedua kapal tersebut didapatkan dari Kantor Pemantauan Informasi Marabahaya Laut (KPIML) Bakamla RI yang bekerja sama dengan instansi terkait. Selanjutnya informasi ini diteruskan ke KN. Pulau Marore - 322 untuk dilakukan pemeriksaan di laut," kata Aan saat konferensi pers di Mabes Bakamla RI, Selasa 11 Juli 2023.

"Sesuai dugaan, setibanya personel di lokasi, kedua kapal tersebut tertangkap tangan sedang melakukan aksi transshipment minyak mentah," sambungnya.

Kendati sudah tertangkap tangan, kata Aan, kedua kapal tersebut tidak menanggapi komunikasi dari KN. Pulau Marore - 322. Kedua kapal bahkan berupaya menghindari proses pemeriksaan dan melarikan diri.

"Dengan posisi selang masih menempel, dan proses transshipment tetap berlangsung," katanya.

 BACA JUGA:

Pengejaran pun dilakukan hingga memasuki wilayah ZEE Malaysia. Dengan adanya kerja sama yang baik antara Bakamla RI dengan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), KN. Pulau Marore - 322 diizinkan melakukan pengejaran ke ZEE Malaysia.

 BACA JUGA:

Aan menjelaskan, dalam upaya penghentian, kedua kapal melakukan break away manuver untuk mempersulit pengejaran. MT. Arman 114 bergerak ke arah Barat Laut, sedangkan MT. S Tinos bergerak ke Utara.

"Dengan kondisi tersebut KN. Pulau Marore - 322 fokus mengejar MT Arman 114 yang diduga sebagai kapal pemberi muatan atau penyalur. Bakamla RI turut dibantu oleh APMM dengan menurunkan pasukan Khas Maritim Malaysia menggunakan helikopter yang berkolaborasi dengan tim Visit Board Search and Seizure (VBSS) Bakamla RI," katanya.

Setelah dilakukan pemeriksaan awal terhadap MT. Arman 114 didapat informasi bahwa kapal berbendera Iran, nahkoda berkewarganegaraan Mesir dan anak buah kapal (ABK) sebanyak 28 orang merupakan warga negara Suriah, dan terdapat 3 orang penumpang. Saat digeledah, kapal tersebut bermuatan light crude oil (LCO) sebanyak 272.569 metric ton.

Berdasarkan fakta di tempat kejadian perkara, ditemukan bahwa MT. Arman 114 melakukan perbuatan melawan hukum dengan modus operandi mematikan sistem informasi pelayaran (AIS), spoofing AIS (data AIS kapal MT. Arman berada di Laut Merah), menggunakan wilayah ZEE sebagai tempat transshipment, diduga melakukan dumping, tidak memiliki port clearance, dan tidak mengibarkan bendera kapal.

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya