Pembakaran Alquran Kembali Terjadi di Swedia, Kali Ini Pelakunya Imigran Iran

Rahman Asmardika, Jurnalis
Jum'at 04 Agustus 2023 11:32 WIB
Aksi pembakran Alquran di sebuah pantai dekat Stockholm, Swedia, 3 Agustus 2023. (Foto: Ruptly)
Share :

STOCKHOLM - Seorang wanita membakar salinan Alquran selama protes yang disetujui polisi yang diadakan di dekat ibukota Swedia, Stockholm. Aksi tersebut mengikuti beberapa tindakan serupa dalam beberapa pekan terakhir, yang telah memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim dan sekitarnya.

Diorganisir oleh imigran Iran Bahrami Marjan, pembakaran Alquran terjadi di sebuah pantai dekat Stockholm pada Kamis, (3/8/2023) menurut laporan TASS. Media Rusia itu mencatat bahwa sekira 20 orang muncul untuk menonton aksi tersebut, kebanyakan dari mereka adalah jurnalis.

Dalam rekaman yang diambil oleh Ruptly, Marjan terlihat membakar kitab suci, mencoret-coret Alquran dengan pena sebelum merobek halaman dan membakarnya secara bertahap. Pada satu titik, polisi tampak menahan sekelompok kecil pengunjuk rasa kontra yang keberatan dengan pertunjukan tersebut, meskipun pemandangan akhirnya tetap tenang, demikian dilansir RT

Seorang wanita yang berpindah ke agama Kristen dari Islam, Marjan mengatakan kepada TASS bahwa dia ingin menunjukkan bahwa “agama juga merupakan bagian dari politik,” juga menyatakan “Islam bukanlah agama yang demokratis”. Ditanya apakah menurutnya pembakaran buku seperti itu dapat membahayakan situasi keamanan Swedia mengingat potensi reaksi balik, Marjan mengatakan dia tidak setuju.

Demonstrasi tersebut mencerminkan aksi-aksi lain yang dilakukan di Stockholm musim panas ini, dengan para aktivis membakar atau menodai Alquran selama tiga tindakan resmi polisi sebelumnya pada Juni dan Juli, dua di antaranya diadakan di luar Kedutaan Besar Irak.

Tindakan tersebut memicu kemarahan publik di dunia Muslim, dengan pengunjuk rasa yang marah menyerbu kompleks diplomatik Swedia di Baghdad sebagai pembalasan. Pemerintah Irak juga mengusir utusan Stockholm dan menarik kembali perwakilannya sendiri, sementara Turki, Mesir, Aljazair, Maroko, Uni Emirat Arab, dan Yordania sama-sama mengutuk tindakan tersebut.

Pejabat Swedia berpendapat bahwa protes tersebut tidak secara resmi disetujui oleh pemerintah, dengan Perdana Menteri Ulf Kristersson bersikeras bahwa polisi setempat hanya mengeluarkan izin untuk pertemuan publik terlepas dari konten politiknya.

Kristersson juga menyalahkan "kampanye disinformasi" Rusia atas reaksi keras terhadap pembakaran Alquran, menuduh bahwa Moskow "menyebarkan klaim palsu bahwa Swedia sebagai negara akan berada di balik penodaan berbagai kitab suci."

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya