Demonstrasi tersebut mencerminkan aksi-aksi lain yang dilakukan di Stockholm musim panas ini, dengan para aktivis membakar atau menodai Alquran selama tiga tindakan resmi polisi sebelumnya pada Juni dan Juli, dua di antaranya diadakan di luar Kedutaan Besar Irak.
Tindakan tersebut memicu kemarahan publik di dunia Muslim, dengan pengunjuk rasa yang marah menyerbu kompleks diplomatik Swedia di Baghdad sebagai pembalasan. Pemerintah Irak juga mengusir utusan Stockholm dan menarik kembali perwakilannya sendiri, sementara Turki, Mesir, Aljazair, Maroko, Uni Emirat Arab, dan Yordania sama-sama mengutuk tindakan tersebut.
Pejabat Swedia berpendapat bahwa protes tersebut tidak secara resmi disetujui oleh pemerintah, dengan Perdana Menteri Ulf Kristersson bersikeras bahwa polisi setempat hanya mengeluarkan izin untuk pertemuan publik terlepas dari konten politiknya.
Kristersson juga menyalahkan "kampanye disinformasi" Rusia atas reaksi keras terhadap pembakaran Alquran, menuduh bahwa Moskow "menyebarkan klaim palsu bahwa Swedia sebagai negara akan berada di balik penodaan berbagai kitab suci."
(Rahman Asmardika)