SEOUL - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menggantikan jenderal tertinggi militer dan menyerukan lebih banyak persiapan untuk kemungkinan perang, peningkatan produksi senjata, dan perluasan latihan militer, demikian dilaporkan media pemerintah KCNA pada Kamis, (10/8/2023).
Kim membuat komentar pada pertemuan Komisi Militer Pusat yang membahas rencana penanggulangan untuk mencegah musuh Korea Utara, yang tidak disebutkan secara spesifik, kata laporan itu.
Kepala Staf Umum Pak Su Il, yang merupakan Jenderal tertinggi Korea Utara, "diberhentikan", lapor KCNA, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Pak telah menjalankan perannya sebagai pejabat militer tertinggi Korea Utara selama sekira tujuh bulan.
Pak digantikan oleh Jenderal Ri Yong Gil, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan negara, serta komandan tertinggi pasukan konvensionalnya.
Ri juga sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Ketika dia diganti pada 2016. Pemecatannya kala itu, dan ketidakhadirannya dari acara resmi memicu laporan di Korea Selatan bahwa dia telah dieksekusi.
Dia muncul kembali beberapa bulan kemudian, ketika dia diangkat ke posisi senior lainnya.
Kim juga menetapkan target perluasan kapasitas produksi senjata, kata laporan itu, tanpa memberikan perincian. Minggu lalu dia mengunjungi pabrik senjata di mana dia meminta lebih banyak mesin rudal, artileri, dan senjata lain untuk dibangun.
Amerika Serikat (AS) menuduh Korea Utara menyediakan senjata ke Rusia untuk perangnya di Ukraina, termasuk peluru artileri, roket, dan rudal. Rusia dan Korea Utara membantah klaim tersebut.
Kim juga meminta militer untuk melakukan latihan dengan senjata dan peralatan terbaru negara itu agar pasukannya siap untuk berperang, kata laporan itu.
Korea Utara akan menggelar parade milisi pada 1 September. 9, menandai peringatan 75 tahun Hari Pendirian Republik. Korea Utara memiliki sejumlah kelompok paramiliter yang digunakannya untuk memperkuat pasukan militernya.
Amerika Serikat. dan Korea Selatan dijadwalkan mengadakan latihan militer antara 1 Agustus. 21 dan 24, yang dipandang Korea Utara sebagai ancaman terhadap keamanannya.
(Rahman Asmardika)