Isu Laut China Selatan dan Konflik Rusia-Ukraina Dibahas dalam Sidang AIPA

Felldy Utama, Jurnalis
Kamis 10 Agustus 2023 23:18 WIB
Ilustrasi (Foto: Dok Okezone)
Share :

Persoalan sengketa Laut China Selatan juga turut disinggung oleh Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F. Paulus yang menjadi pimpinan Delegasi Indonesia di Sidang Umum AIPA ke-44. Di awal Sidang, ia meminta negara-negara ASEAN mengatasi tantangan global yang dihadapi kawasan seperti kemiskinan, ketimpangan, dan bencana iklim.

Lodewijk juga menyoroti tantangan spesifik dalam ASEAN, termasuk situasi di Myanmar dan sengketa di Laut China Selatan. Indonesia sendiri menjadi salah satu mediator untuk negara-negara yang terlibat dalam sengketa Laut China Selatan di mana persoalan ini masih menjadi polemik bagi sejumlah negara di Asia Tenggara.

“Situasi tersebut, termasuk perkembangan dinamis di Indo-Pasifik, tidak boleh membuat kita berdiam diri dan tidak bertindak. Sebagai AIPA, kita dituntut untuk mengambil langkah-langkah yang cepat, tepat, dan berkelanjutan guna memastikan keamanan dan kemajuan bagi rakyat kita, serta menjaga agar harapan mereka tetap tumbuh,” ungkap Lodewijk.

Sementara itu, Ketua Dewan Legislatif Brunei Darussalam Pehin Dato Abdul Rahman Taib mendorong kolaborasi timbal balik dan kerja sama yang tak tergoyahkan bagi anggota parlemen AIPA. Menurutnya, ASEAN dapat secara kolektif mengatasi tantangan, mendorong pembangunan yang inklusif, dan membangun komunitas ASEAN yang stabil dan sejahtera yang sejalan dengan kebutuhan dan aspirasi generasi sekarang dan mendatang.

Lalu Wakil Presiden Kedua Senat Kerajaan Kamboja, Kitti Sangkaha Bandit Tep Ngorn yang memimpin delegasi negaranya menyinggung soal ketahanan ekonomi di ASEAN. Ia juga mendorong pertumbuhan ekonomi dengan inklusi sosial dan lingkungan.

Kitti pun meminta AIPA mendorong pemerintah ASEAN untuk terlibat dalam inisiatif regional dan mematuhi Piagam PBB dan Piagam ASEAN, yaitu ‘Perjanjian Non-Proliferasi’ dan pelestarian senjata bebas nuklir Asia Tenggara dan senjata tidak mematikan lainnya yang diabadikan dalam Perjanjian ‘Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara’.

Selanjutnya, Ketua Parlemen Laos, Xaysomphone Phomvihane dalam Sidang Umum AIPA ke-44 mengatakan pihaknya akan terus mempromosikan konektivitas dan integrasi yang lebih besar, sambil memastikan ketahanan komprehensif, inklusivitas, dan pembangunan berkelanjutan pada Sidang Umum AIPA yang akan berlangsung di Laos tahun depan.

Kemudian Ketua DPR RI Malaysia, Tan Sri Dato’ Johari Abdul menyoroti soal ketahanan pangan di tengah ketegangan geopolitik yang terjadi, di mana hal tersebut juga menjadi salah satu dampak dari pandemi Covid-19.

Sementara itu Ketua Parlemen Filipina, Ferdinand Martin G. Romualdez berbicara tentang pentingnya hubungan people to people di ASEAN untuk mendorong kohesi sosial yang lebih dalam dan ekonomi global dan regional yang tangguh.

Persoalan hukum pun turut menjadi sorotan di Sidang Umum AIPA ke-44, seperti yang disampaikan oleh President of the National Assembly of the Kingdom of Thailand, Wanmuhamadnoor Matha. Ia menegaskan keinginan Thailand untuk menyaksikan peningkatan harmonisasi hukum di antara Negara-negara Anggota ASEAN, dan memastikan implementasi yang efektif dari perjanjian ASEAN di berbagai bidang.

Di sisi lain, Ketua Parlemen Vietnam Vuong Dinh Hue mengingatkan agar Parlemen ASEAN memainkan peran penting dalam memperkuat persatuan dan sentralitas di Asia Tenggara serta menjaga perdamaian, keamanan, dan stabilitas kawasan. Ia pun mengundang anggota AIPA dan negara observer untuk mengirimkan anggota parlemen muda mereka ke Konferensi Global Anggota Parlemen Muda ke-9 yang diselenggarakan oleh Vietnam September ini di Hanoi.

Dalam Sidang Umum AIPA di Jakarta juga muncul isu mengenai konflik antara Rusia dan Ukraina yang hingga saat ini masih terjadi. Pimpinan Delegasi Parlemen Singapura, Mohd Fahmi bin Aliman menilai invasi Rusia ke Ukraina dan meningkatnya ketegangan antara AS dan China harus menjadi perhatian.

Parlemen Singapura menyampaikan harapannya untuk penyelesaian konflik Rusia-Ukraina yang cepat dan damai. Mereka juga meminta agar negara-negara Anggota ASEAN tidak memihak dalam hubungan Amerika Serikat-Tiongkok, yang dapat menyebabkan perpecahan.

Rusia dan Ukraina turut ikut terlibat dalam Sidang Umum AIPA ke-44. Sebagai negara observer, Rusia dan Ukraina mengadakan sesi dialog dengan perwakilan negara-negara AIPA.

Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Irene Yusiana Roba Putri memimpin sesi dialog antara negara-negara AIPA dengan Delegasi dari Ukraina. Pada forum dialog itu, negara-negara AIPA mendorong perdamaian di kawasan konflik.

“Di forum tersebut kita mendengar observer dari Negara Ukraina, yang menjelaskan kondisi terkini di negaranya. Bagaimana konflik dengan Rusia itu berdampak pada rakyat Ukraina,” sebut Irine.

Masing-masing perwakilan negara anggota AIPA juga memberikan tanggapannya terkait persoalan tersebut dan mendukung agar perdamaian dengan Rusia segera terjadi demi kesejahteraan rakyat.

Walaupun secara geografis Ukraina dan Rusia jauh dari Asia Tenggara, kata Irine, anggota AIPA percaya ketika konflik Rusia-Ukraina berakhir maka akan membawa dampak positif bagi negara-negara di ASEAN.

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya