E kemudian menceritakan atas apa yang telah menimpanya itu. Guru ngajinya itu setiap akan melakukan perbuatan bejatnya dengan modus akan memasukan ilmu dengan cara merajah tubuh E.
Korban kemudian dibawa ke kamar tamu, korban dibacakan doa dan wajahnya ditutupi kain. Korban setelah itu seolah tidak berdaya lagi dan pelaku melakukan aksi bejatnya.
Menurut pengakuan korban E sudah 7 kali diperlakukan tidak senonoh oleh gurunya sendiri sejak tahun 2022. Hal serupa dilakukan pelaku terhadap korban SB.
"Anak saya itu dititipin di pesantren itu, sejak kelas 4 SD tapi anak saya tidak nginep, pagi-pagi pulang ke rumah. Namun ada juga anak yang nginep. Pesantren itu merupakan satu-satunya yang ada di desa kami, hampir semua anak di kampung kami baik anak laki-laki maupun perempuan ngajinya disana dan kami sudah percaya sama dia," ungkap S.
(Awaludin)