TOKYO - Ratusan orang di Korea Selatan (Korsel) turun ke jalan-jalan di Seoul pada Sabtu (12/8/2023) untuk memprotes rencana kontroversial Jepang untuk melepaskan air limbah nuklir yang diolah ke Samudera Pasifik.
Tokyo diketahui akan melepaskan air dari pembangkit nuklir Fukushima yang dilanda tsunami pada akhir bulan ini.
Rencana itu telah disetujui oleh pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan penilaian Korea Selatan menemukan bahwa itu memenuhi standar internasional.
Namun pengunjuk rasa khawatir kehidupan laut akan hancur dan makanan laut terkontaminasi.
Berbaris di pusat Seoul, mereka memegang tanda bertuliskan "Lindungi Samudra Pasifik" dan "Tenaga Nuklir? Tidak, Terima Kasih!".
Choi Kyoungsook dari kelompok aktivis Korea Radiation Watch mengatakan zat radioaktif di dalam air "pada akhirnya akan menghancurkan ekosistem laut".
"Laut bukan hanya untuk pemerintah Jepang, tapi untuk kita semua dan umat manusia," katanya, dikutip BBC.
"Pemerintah Korea Selatan, AS, dan Jepang harus melihatnya sebagai bencana lingkungan, bukan masalah politik, dan setuju untuk memblokirnya untuk generasi mendatang," tambahnya.
Bulan lalu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menerbitkan laporan yang mendukung rencana Jepang.
Beberapa hari kemudian, Korea Selatan merilis penilaiannya sendiri yang menemukan bahwa pembuangan air seharusnya tidak berdampak berarti pada wilayah laut kita,"menurut menteri pemerintah Bang Moon-kyu.
Namun Jepang telah menghadapi kritik di dalam dan luar negeri.
Kelompok industri perikanan dan makanan laut di Jepang dan wilayah yang lebih luas telah menyuarakan keprihatinan tentang mata pencaharian mereka, karena mereka khawatir konsumen akan menghindari membeli makanan laut.
Menurut surat kabar Global Times yang dikelola pemerintah China, beberapa ahli internasional telah berbagi keprihatinan mereka atas rencana tersebut, termasuk satu di China yang mengatakan laporan IAEA "terburu-buru".
Lebih dari satu juta ton air radioaktif yang diolah disimpan di pabrik yang rusak di Tokyo utara. Air itu digunakan untuk mendinginkan reaktor yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami pada Maret 2011 yang menghancurkan.
Rencana Jepang untuk membuang air ke laut pertama kali diumumkan pada tahun 2018, di mana dikatakan bahwa proses tersebut akan dikelola dengan hati-hati dan air akan diencerkan lebih lanjut oleh air laut sebelum dilepaskan.
Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan rekannya dari Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida minggu depan untuk pertemuan puncak trilateral, di mana rencana kontroversial tersebut akan dibahas.
(Susi Susanti)